Indo Barometer sebut Ada Potensi Pecah di Koalisi Pendukung Ahok
Berita Islam 24H - Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai, ada potensi perpecahan di internal koalisi partai pengusung bakal calon gubernur dan wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Ahok-Djarot diusung koalisi PDI Perjuangan, Nasdem, Hanura, dan Golkar.
Menurut Qodari, sinyal perpecahan itu muncul ketika PDI Perjuangan secara resmi menyatakan ikut mendukung Ahok-Djarot yang sudah lebih dulu diusung Nasdem, Hanura, dan Golkar.
Qodari mengatakan, sebagai pemilik kursi terbanyak, PDI-P terlihat "mengambil alih" Ahok dengan melakukan deklarasi yang tak dihadiri perwakilan resmi ketiga partai lainnya.
"Makanya deklarasi kemarin itu seolah PDI-P hendak menunjukkan kepada publik bahwa deklarasi tersebut adalah peran penting PDI-P. Itu bahaya dan menjadi peringatan bagi para pengusung Ahok," kata Qodari, dalam sebuah diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (22/9/2016).
Qodari mengatakan, dengan deklarasi terpisah yang dilakukan PDI-P dan tiga partai lainnya, menunjukkan ada dua kubu dalam koalisi pendukung Ahok-Djarot.
Dua kubu adalah kubu PDI-P dan kubu Nasdem, Hanura, serta Golkar.
Sinyal perpecahan lainnya ditunjukkan dengan mundurnya Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Boy Sadikin pasca deklarasi dukungan terhadap Ahok-Djarot.
"Jadi tanda-tanda seperti itu harus diperhatikan oleh partai-partai pendukung Ahok jika ingin tetap solid," lanjut Qodari.
PDI Perjuangan resmi memutuskan untuk kembali mengusung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Keputusan ini diumumkan di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2016).
Langkah PDI-P tersebut menyusul Nasdem, Hanura, dan Golkar yang lebih dulu mendeklarasikan diri bakal mengusung Ahok di Pilgub DKI. [beritaislam24h.com / kc]