Penulis : Wawan
Selasa, 28 Februari 2017
Probolinggo,KraksaanOnline.com - Pelayanan pada masyarakat menjadi hal utama yang dilakukan Pemkab Probolinggo dalam setiap program di bidang kesehatan. Setelah membangun pusat pelayanan kesehatan hingga desa-desa, Pemkab melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berinovasi melalui program-program yang dilaksanakan tahun lalu.
Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE mengatakan, inovasi memang perlu terus dikembangkan. "Seperti halnya inovasi kami di bidang pelayanan cepat di Puskesmas Sumberasih," terangnya. Dengan inovasi tersebut, pasien puskesmas tak perlu antre berdiri untuk mendapatkan pelayanan mulai loket hingga obat.
Bahkan, Pemkab masuk dalam 35 daerah Top Inovasi Pelayanan Publik Terbaik se-Indonesia dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen-PAN-RB) Republik Indonesia. Saat itu, Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs. HA. Timbul Prihanjoko tampil mempresentasikan inovasi tersebut.
Pendekatan pelayanan tersebut ke depannya tak hanya dilakukan di puskesmas di wilayah perkotaan. Puksesmas di daerah tinggi seperti Tiris, Sumber maupun lainnya juga menjadi fokus perbaikan pelayanan oleh Dinkes.
Bagaimana dengan penanggulangan HIV/AIDS? Kabupaten Probolinggo sendiri masih menjadi daerah yang penderita HIV/AIDS-nya cukup tinggi se-Jatim. Menurut Bupati Tantri, pencegahan HIV/AIDS tak hanya melulu dengan menutup lokalisasi. Tapi, juga penting dilakukan pencegahan.
Seperti inovasi yang dilakukan Puskesmas Tegalsiwalan. Puskesmas tersebut menerapkan program Si Mami Aduhai, yang merupakan akronim dari Sikap Muda Mudi Peduli HIV/AIDS. Dalam program tersebut, pemuda di Kecamatan Tegalsiwalan diajak untuk ikut serta berperan dalam melakukan pencegahan.
Maklum, di Kecamatan Tegalsiwalan juga masih ada rumah warga yang digunakan sebagai lokasi prostitusi. "Pencegahan itu jauh lebih penting dari pengobatan," kata Wakil Bupati Timbul Prihanjoko yang juga ketua pelaksana harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA).
Untuk pengobatan, Dinkes telah memiliki klinik Voluntary Conseling Test (VCT) yang ada di RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Tak hanya klinik VCT, Dinkes, RSUD maupun KPA juga menyediakan rumah singgah penderita.
"Kalau ada pasien yang misalnya butuh pengobatan atau konseling lebih dari sehari, jadi tidak perlu pulang. Kami sediakan rumah singgah untuk bermalam," ujar pria yang akrab disapa Wabup Timbul ini.
Program-program lama seperti Gerakan Bersama Selamatkan Ibu dan Sehatkan Anak (Gemasiba) juga terus ditingkatkan. Terbukti, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Probolinggo terus menurun.(*)
Laporan : Wawan
Editor : Dimas
//