Pendeta Dr Noakh Nawipa Menyampaikan Materi Pengantar di Aulah Summer Intitute of Linguistics (SIL) Internasional Sentani, 01/10/2016, (Foto: Andy G/KM) |
Sentani, (KM)--- Banyak orang sengaja atau mungkin tidak sengaja melupakan tokoh yang tampil sejak akhir dari perang dunia ke II dan awal perjumpaan budaya dan injil di pengunungan Papua tahun 1946.
Ia seorang yang tepat menjembatani antara kebudayaan baru dengan kebudayaan masyarakat Papua khususnya masyarakat Papua. Beliau bukan saja dijuluki sebagai pioner kebudayaan baru, tetapi juga menjadi penyambung lidah para pembawa agama baru dari " The Cristian And Missionary Alliance" dan gereja Katolik Paniai bersama Pemerintah Belanda, Jepang dan juga Indonesia.
Hal ini disampaikan dalam diskusi melawan lupa tentang Karel Gobay, salah satu tokoh terbesar dalam awal abad ke-20 yang nyaris dilupakan kata Dr Noakh Nawaipa, mengawali diskusi, sabtu (01/10/2016) di Summer Intitute of Linguistics (SIL) Internasional Sentani Papua.
Dalam Diskusi itu juga Noak, menyatakan Karel adalah sosok orang Papua yang yang berani dan Karismatik berjiwa pemimpin, kita harus belajar dari dia dari sisi Positifnya, karena beliau adalah sosok tokoh pejuang, tokoh Adat, tokoh Agama, tokoh Pendidikan, dan tokoh Pemerintah khusunya Suku Mee.
Pada kesempatan itu juga Drs Ayub Kayame, mewakili keluarga menjelaskan tentang Karel, kata dia saya kenal sejak SD tahun 1969, beliau memang di setujui Alam dan Tuhan.
Karel Gobai, memang orang yang sangat berani dalam menghadapi masalah yang terjadi masyarakat Mee dan Pemerintah Belanda dan Indonesia. Jadi tentang dia kita perlu gali dan angkat tentang jasanya.
Kemudian anak kandung Karel Gobay, dari istri kedua mama Marta Yogi, anak bungsu Dance Gobai, S.IP, menjelaskan saat istri kedua dikawini oleh Karel, dia menceritakan bapa saya adalah Nelayan tangkap Ikan di Danau Paniai, terus bapa saya juga sebagai Peternak milik Missionaris.
lalu dia juga menyatakan "bapa saya juga sebagai guru Alkitab, dia juga kepala suku pengunungan Tengah Papua, dan dia Juga Anggota New gunea Read wilayah Meepagoo saat itu," beber dia.
Kata-kata bapa yang saya masih ingat adalah "Kapan saya bisa Lepaskan Koteka dan Moge" itu ungkapan bapa yang saya masih ingat. Kemudian Kata dia lagi, bapa bicara tentang papua impian yang sangat tinggi untuk demi nasib Papua, tapi masih angan-angan.
"Bapa saya mati sebagai Tahanan Politik hak-hak sebagai Pegawai negeri Sipil di Republik Indonesia di batasi,"ungkapnya
Dalam diskusi tersebut dengan thema "Berjalan Berkilo Meter Harus Selalu Dimulai Dengan Satu Langkah Pertama". Lalu diskusi ke-II direncanakan akan diskusi terbuka di Nabire pada tanggal (18/11/2016) mendatang, kata, Sam Gobai sebagai Inisiator diskusi tersebut.
Pewarta: Andy Ogobay