Jokowi Bekerja Tanpa Berpikir, Fahri Hamzah Berpikir "Berkhayal" Tanpa Bekerja
Penulis : Wara Katumba
Berkaitan pernyataan Fahri Hamzah bahwa selama 2 tahun kepemimpinan Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia "bekerja tanpa berpikir sehingga arah dari pemerintahan Jokowi-JK menjadi tidak jelas" (sumber: tribunnews.com)
Bagaimana mungkin orang bekerja tanpa berpikir kecuali "Manusia Bekerja Pasti Berpikir Dulu, Sebaliknya Berpikir Belum Tentu Bekerja".
Jadi, mustahil ada orang bekerja tanpa berpikir kecuali orang tersebut mengalami penyakit gila, pikun, penyakit lain dan sebagainya yang mengganggu pikiran, apakah hasil kerjanya baik atau tidak baik tentu akan diketahui setelahnya.
Yang pasti, orang berpikir atau berkhayal tanpa bekerja sering dijumpai seperti yang dialami Fahri sendiri, contoh berikut : Pembubaran KPK Fahri pernah mengusulkan pembubaran lembaga KPK dalam rapat konsultasi antara pimpinan DPR dan fraksi dengan lembaga penegak hukum seperti Kepolisian RI, Kejaksaan Agung, dan KPK, dengan alasan bahwa sebuah negara yang menganut sistem demokrasi tidak boleh ada lembaga yang sangat kuat atau superbody sehingga berpotensi tak bisa diawasi.
Berharap KPK dibubarkan tetapi kenyataannya sampai hari ini tidak bubar, Fahri hanya bisa berkhayal seandainya KPK dibubarkan atau terutama revisi pelemahan UU penyadapan terealisasi maka mungkin mudah bagi Fahri melakukan korupsi seperti yang dilakukan mantan bosnya, eks Presiden PKS Lutfi Hasan Ishak.
Fahri Hamzah terus berpikir/berkhayal tanpa bekerja bagaimana mempreteli KPK, namun "apa nak dikata" hanya mulutnya yang bekerja untuk melampiaskan nafsu birahi politiknya hingga mencapai puncak klimaks yang dipenuhi dendam politik.
Wakil Ketua DPR Independen Atas prilakunya yang asal bunyi alias berkhayal tanpa bekerja, Fahri harus menerima pil pahit dipecat secara permanen dari Partai PKS. Tidak satupun atribut PKS yang tersisa, bahkan kalau ada celana dalam "made in PKS" pun harus dilucuti.
Tidak tinggal diam, Fahri melawan dengan mengajukan gugatan dan masih berproses sehingga statusnya tidak jelas, tidak sejelas pekerjaannya sebagai anggota DPR independen pertama di Indonesia.
Jadi, Fahri tetap berkhayal sebagai wakil ketua DPR independen tanpa perlu bekerja. Kalau pun bekerja, hasil kerjanya untuk siapa dan atas nama siapa ? sungguh tidak jelas, digaji dari uang rakyat hanya sia-sia, lebih tepat mengkhayal makan gaji buta.
Prestasi apa yang dihasilkan Fahri Hamzah sebagai wakil ketua DPR independen ? Selama 2 tahunan bekerja di DPR, tidak jelas target UU yang dihasilkan per tahun kecuali prestasi yang ditoreh adalah dipecat dari PKS dan mencetak rekor manusia pertama sebagai anggota (Wakil Ketua) DPR independen.
Jadi, apa yang dihasilkan Fahri Hamzah selama 2 tahun bekerja di DPR RI hanya berpikir tanpa bekerja, cukup dengan memperluas khayalannya meraih mimpi. Banyak khayalan yang perlu diraih Fahri seperti mengikuti jejak Mantan Presiden PKS Anis Matta yang memiliki istri impor (hungaria) ke dua
Ahmad Fathanah yang memiliki banyak wanita idaman
Atau memiliki istri "daun" muda yang sedang sekolah seperti yang dilakukan Lutfi Hasan Ishak.
Jika angan-angan atau khayalan tersebut tercapai, Fahri hanya butuh berpikir tanpa bekerja bagaimana tehnik mencetak keturunan sebanyak-banyaknya.
Selengkapnya : http://ift.tt/2exWauz