HorasSumutNews.com - Berita Terkini Terbaru Hari Ini - SAMARINDA – Kasus penyebaran video porno yang diduga terjadi di salah satu panti pijat di Jalan AW Sjaharani, Sangatta, Kutim, Sabtu (17/9) lalu masih didalami polisi. Pemeran wanita di video itu sudah mengakuinya.
Dilansir dari Kaltim Post, sempat bertemu dengan pemilik sekaligus terapis panti pijat tersebut, yakni perempuan berinisial Des. Ketika ditanya keterkaitan dengan video yang tersebar di sosial media (sosmed), perempuan bertubuh semok itu membenarkan bahwa dalam video tak senonoh itu adalah dia.
Sementara pemeran prianya adalah TBS, pelanggan sekaligus mantan kekasihnya. "Iya itu saya, video itu diunggah TBS, karena saya tidak memberi dia duit," ucapnya.
Des menceritakan awal perkenalan dengan TBS. Saat itu dia datang sebagai pelanggan. Namun, karena sering berkunjung, benih cinta pun timbul, hingga beberapa kali begituan (berhubungan badan). Tetapi, perlahan percintaan keduanya berujung pada pemerasan. TBS sering meminta duit ke Des.
"Dia sering minta uang ke saya, mulai Rp 300 ribu hingga Rp 600 ribu. Kalau saya tidak beri uang, dia memaki, bahkan mengancam akan menyebarkan video itu ke sosmed. Saya takut dan memberikan uang yang diminta. Biasanya transfer lewat kantor pos," ungkapnya.
Puncaknya saat akhir Juli, TBS meminjam Rp 6 juta dan tentu diawali dengan ancaman. Merasa takut, Des pun menyerahkan uang tersebut. Tak beberapa lama, Des meminta agar duit itu dikembalikan. Namun, TBS hanya mengembalikan Rp 2,5 juta.
"Setelah itu sekira Agustus, saya tidak pernah lagi menghubungi. Namun, dia terus-terusan meneror, bahkan hingga ke keluarga saya yang ada di Jawa. Saya sampai beberapa kali ganti nomor HP, namun tetap diketahui. Akhirnya September, video tersebut tersebar. Saya tidak tahu harus berbuat apa, saya malu," jelasnya.
Sesudah penyebaran video itu, Des mengaku diminta untuk menutup sementara usaha panti pijatnya, sambil kasus ini reda. "Saya tidak tahu harus menyambung hidup dengan apa," ungkapnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Kutim AKP Andika Dharmasena mengaku sedang mengumpulkan data dan bahan untuk pengembangan. Memang, korban belum pernah melapor. "Video ini telah membuat keresahan masyarakat. Makanya akan kami usut," ungkapnya