Wanita Katolik Paroki Modio Mendeklarasikan Nama Patun Maria versi Mee


Foto, Umat Paroki Santa Maria Bunda Rosario Madio  mendeklarasikan  Patung bunda maria versi bahasa Mee/KM


Dogiyai, (KM)--Setelah adanya patung Bunda Maria yang dibuat dalam bentuk berwaja ke-Papua-an, dengan mengenakan pakaian adat Mee di Paroki Santa Maria Bunda Rosario Modio, Kabupaten Dogiyai. Hari ini, Sabtu, (29/10/2016), Wanita Parokii (WK) Santa Maria Bunda Rosario Modio, mendeklarasikan nama patung Bunda Maria versi bahasa Mee. 

Setelah tiga bulan lamanya, terhitung dari tangga 29 Juli 016 hingga 29 Oktober 2016 Patung Bunda Maria berada di Modia , umat paroki tersebut, bersama Ibu-ibu WK memberi nama dengan sebutan "Tota Maria". 

Sebelumnya memulai kegiatan deklarasi, Mama-mama WK diberi tugas untuk merenungkan arti nama, kemudian di satuakan dalam doa Rosario untuk menemukan nama yang cocok untuk patung Maria yang sebelumnya belum ada nama. Nama yang dimaksud adalah dalam bahasa setempat.

Sementara itu, Mama-mama WK sangat antusias mengikuti prosesi doa Rosario, lalu dilanjutkan dengan ibadat sabda di depan Goa Maria depan gereja katolik Modio.

Selanjudnya, Prosesi doa Jalan Salip, dimulai dari pemakaman Auki Tekege sampai selesai pada perhentian ke -14 ber tempat peletakan Maria Persi Mee. Kemudian setelah sesampainya di depan Bunda Maria dilanjutkan dgn deklarasi Nama Maria yg sdah telah diberi dgn Tota Maria.

Alasan kenapa Tota Maria? Karena dilihat dari bentuk dan model patung Maria, persis dengan kebiasaan setempat dalam menggenakan pakaian adat oleh mama-mama setempat. Tota Maria artinya "Maria Mee yang ada dari dulu bersama kami". Dengan harapan umat setempat ,Bunda pemberi harapan, Tota Maria selalu membantu harapan kami dalam perkembangan kesejahtraan kami di Tanah Papua.

Setelah diberi nama, mama WK dengan gembira memberikan atau mengenakan tanda kenangan kepada Tota Maria apa yg dimiliki oleh Mama mama dikenakan langsung kepada Tota Amai seperti Manik, Noken Toha, Noken Asli, Moge dan lainya. 

Dalam kegiatan prosesi doa rosario dan pemberi nama itu, mama-mama mengenakan pakaian adat, sehingga suasananya terlihat haruh dan meria. 

Melalui kegiatan ini, tersebut umat semakin bertumbuh kembangkan iman melalui kegiatan dan kebiasaan budaya setempat pasti akan mengikuti dan merealisasikan dengan penuh beriman dan percaya kepada Allah Tritunggal.(KM)

Subscribe to receive free email updates: