"Saya mengucapkan terimakasih kepada Kementerian kelautan dan perikanan atas bantuan asuransi. Sebanyak 60 ribu nelayan di Jabar akan mendapat asuransi," ujar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, di sela acara Ruat Laut di Blanakan Kabupaten Subang, Minggu, (30/10/2016).
Menurutnya, program tersebut sangat bagus, melindungi para nelayan saat mereka melaut. Masyarakat yang sehari-harinya menjadi nelayan harus tahu dan mengenal lebih dekat dengan asuransi. Mereka menjadi terjamin dan terlindungi. Apabila terjadi musibah maka tidak akan merepotkan keluarga di rumah karena sudah ditanggung asuransi.
"Lebih penting lagi ke depannya kemandirian nelayan dalam produksi perikanan harus menjadi titik berat, utamanya memberikan nilai tambah dengan cara hasil tangkapan diolah menjadi aneka pangan lain, sehingga harganya lebih bagus," katanya.
Selain itu, Gubernur juga berharap pemerintah pusat bisa mengalokasikan APBN sebesar 20 persen bagi Jawa Barat. Sebab, seperlima penduduk Indonesia berada di Jawa Barat.
"Kalau anggaran nasional bagi Jawa Barat dialokasikan 20 persen, pertumbuhan nasional akan cepat tercapai. Sebab seperlima penduduk Indonesia ada di Jabar," katanya.
Dia juga berpendapat tiga profesi yang mayoritas digeluti warga Indonesia yaitu Petani, Nelayan dan buruh. Apabila ketiganya bisa sejahtera, maka bangsa Indonesia akan sejahtera. "Lebih dari 50 persen penduduk Indonesia Petani, nelayan dan buruh. Peran penting petani dan nelayan yaitu mereka yang menyediakan pangan," katanya.
Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono, mengungkapkan para nelayan dan petani di negeri ini masih belum sejahtera. Namun program presiden Jokowi beserta para menterinya terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, utamanya petani dan nelayan.
"Presiden Jokowi, terus konsen meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan, termasuk di wilayah pantura Jawa barat dengan fokus program Kedaulatan pangan. Padi ditargetkan tidak akan impor di tahun 2017," katanya.
Dikatakannya, di sektor Perikanan, Presiden Jokowi ingin Indonesia menjadi poros maritim dunia. Indramayu, Subang dan Karawang nantinya akan menjadi bagian fondasi poros maritim dunia tersebut dengan hadirnya ekonomi perikanan yang kuat. Namun kendala nelayan di Indonesia menuju moderninasi alat tangkap nelayan yaitu SDM masih rendah, infrastrukur masih berkembang, sehingga membuatnya masih jauh dari taraf hidup yang layak.
"Sekarang dengan upaya Kementerian kelautan, nelayan tradisional meningkat pendapatannya," ujarnya. (PR/WD)