Mengungkap Penyimpangan Proyek Bedah Rumah Pak Kumis Tangerang

Tangerang, infobreakingnews -  Program Bedah Rumah ala pemerintah Kabupaten dinilai banyak menyimpang dari ketentuan yang digariskan oleh tim perumus Perumahan apalagi jika sasaranya banyak yang salah karena justru menutup mata terhadap kondisi sejumlah rumah yang sangat reyot nyaris ambruk malah terus dibiarkan, sementara rumah yang masih layak justru dibedah menjadi proyek rumah beda yang merupakan program yang diluncurkanoleh Bupati Kabupaten Tangerang, yang dikenal sebagai bantuan bedah rumah atau gebrak Pak Kumis tersebut.

Fokus utama program yang lebih mengacu kepada peningkatan dan penataan kualitas rumah tida layak huni, dan penataan kawasan kumuh, dimana tiap tahunnya Pemkab, menargetkan dan dapat meningkatkan sedikitnya kurang lebih 800 rumah atau 4.800 rumah, serta ada pula 81.440 kualitas bangunan rumah non permanen, selanjutnya 5.283 jumlah keluarga yang tinggal di bantaran sungai, selain itu ada  juga 3.836 jumlah rumah yang terdapat di bantaran sungai.

Namun apa jadinya jika penentu kebijakan di bawahnya dinilai ngawur, dalam menentukan penerima bedah rumah, seperti contoh yang terjadi di Ds, Rancalabuh Kecamatan Kemiri Kab Tangerang, Ironis dan sangat menyedihkan, inilah potret rumah milik warga yang tak mendapatkan bedah rumah atau gebrak pak kumis, meski rumah nyaris ambruk namun, malah justru malah ta mendapatkan  prioritas utama, sedangkan rumah yang justru dinilai masih sedikit layak malah didahulukan, ada apa dengan UPK Kec,  Kemiri.


"Wasi selaku Rt di tempat ibu Saprah, ibu Odah dan  ibu Sirig, tinggal yang rumahnya sangat memprihatinkan sangat menyayangkan, kebijakan UPK, Kec Kemiri yang justru tidak mempertimbangkan siapa yang pantas di bantu terlebih dahulu, masih ada yang rumahnya saja ga punya, seperti ibu Idah dan pak Salmin, contoh yang ada kaya nya ibuSaprah saja yang Rumahnya  sangat memprihatinkan, malah tidak mendapatkan  perhatian.

"Pasrah sajalah,  mau di apain lagi, jangankan RT, Lurah saja tidak tau menau terkait penentuannya, karena yang menentukan ya dari UPK sendiri" Awasi salah seorang ketua RT saat ditemui infobreakingnews.com, Jumat 2/12).

Hasil investigasi dilapang ditemui sejumlah kejanggalan karena bahan yang digunakan untu membeda rumah dinilai sangat tidak layak, pasalnya kayu kelapa yang di pake, terkesan dadakan karena nampak terlihat, itu kayu yang baru di potong dari pohonnya, bahkan diduga pondasi bangunan masih ada salah satu penerima bedah rumah, yang bangunannya masih memake pondasi  lama.

Sampai dengan berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari Wahab selaku Ketua UPK Kec Kemiri, yang selalu tidak pernah berada dikantornya. *** Johanda Sianturi.

Subscribe to receive free email updates: