500 Peseta Ikut Perkemahan Pemuda Gereja Protestan Indonesia

Ilustrasi
BERITA MALUKU. 500 Peserta yang berasal dari Gereja Bagian Mandiri, GMKI, GAMKI, dan AMGPM seluruh Indonesia mengikuti perkemahan pemuda Gereja Protestan Indonesia (GPI), yang akan berlangsung Bumi Perkemahan Siwalima, Desa Air Lou, Kecamatan Nusaniwe, Ambon mulai dari tanggal 28 Febuari hingga 3 Maret 2017.

Hal ini diungkapkan Ketua DPRD Maluku, Edwin Adrian Huwae dalam laporannya pada pembukaan perkemahan pemuda GPI dan sykuran hari Hari GPI ke-412, yang berlangsung di Gereja Marantha, Senin (27/2/2017).

Dikatakan, pilihan Siwalima sebagai bumi perkemahan, dimaksudkan untuk menyatukan pemuda sebagai orang basudara, dan menjadi kekuatan bersama untuk memperkuat keutuhan bangsa ini.

Sementara untuk syukuran GPI, kata Huwae, di 412 tahun lalu, benih injil yang melahirkan Gereja, mulai ditaburi. Kekristenan di Maluku lalu menjadi tanda, bahwa dari tanah ini, Injil telah bertumbuh subur di seluruh Indonesia.

"Artinya memang Maluku dan Kota Ambon, adalah negeri yang memancarkan kehidupan, kepada semua umat manusia, sebab Injil adalah kekuatan Allah, dan Kabar Sukacita yang menghidupkan," tuturnya.

Menurutnya, peristiwa 412 tahun lalu di Benteng Niew Victoria, yang ditandai dengan baptisan pertama, memberi pesan sosial-keagamaan yang kuat. Bahwa ada orang percaya yang meresponi panggilan TUHAN di sini. Dan respons mereka telah membuat Injil menyebar ke seluruh persada Nusantara.

Tujuan dari kegiatan ini, Lanjut Huwae, untuk menggalang kebersamaan generasi muda dalam akar sejarah dan panggilan pelayanan injil Kritus Yesus bagi umat manusia.

Gubernur Maluku, Ir. Said Assagaff dalam sambutannya sebelum membuka perkemahan pemuda Gereja Protestan Indonesia (GPI), serta syukur Hari GPI ke-412, mengutip untaian Mazmur: "Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun; sebab ke sanalah TUHAN memerintah berkat kehidupan untuk selama-lamanya".

"Untaian diatas mengingatkan saya dan segenap masyarakat Maluku, di bumi Salam-Sarane, tanah Raja-raja ini, bahwa, Maluku benar-benar adalah negeri yang berlimpah, dengan berkat perdamaian; sebab di sini kami membina persaudaraan itu, sebagai satu gandong, satu jantong, dan mengajak semua saudara sebangsa di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, agar biar jauh langgar lautan, tapele gunung deng tanjong, katong samua satu gandong, satu bangsa, satu dalam kebhinnekaan," ujar Gubernur.

Orang nomor satu di Maluku ini juga mengucapkan terima kasih kepada panitia, yang telah menamakan lokasi perkemahan SIWALIMA, sama artinya, menjadikan kesatuan yang tidak bisa terpisahkan sebagai spirit dasar dari perjumpaan akbar ini.
SIWALIMA sebagai falsafah kesatuan masyarakat Maluku, kiranya memperkokoh gerakan keesaan gereja dan merawat kebhinnekaan Indonesia.

Menurutnya, jika hari ini, semua Gereja Bagian Mandiri, bisa berjumpa disini, maka saya yakin, kita sedang mengenang hari, di mana untuk pertama kalinya, di 412 tahun lalu, benih injil yang melahirkan Gereja, mulai ditaburi.

Kekristenan di Maluku menjadi tanda, bahwa dari tanah ini, Injil telah bertumbuh subur di seluruh Indonesia. Artinya memang Maluku dan Kota Ambon, adalah negeri yang memancarkan kehidupan, kepada semua umat manusia; sebab Injil adalah kekuatan Allah, dan Kabar Sukacita yang menghidupkan.

"Tidak berlebihan, jika karena itu, saya katakan bahwa, ide-ide besar membangun gerakan oikumene, sebagai gerakan persaudaraan, termasuk persaudaraan lintas agama di Indonesia, benar-benar terlahir juga dari lubuk hati dan cinta orang Maluku yang luar biasa terhadap kemanusiaan," ucapnya.

Dirinya mengakui, Gereja Protestan di Indonesia, GMKI dan GAMKI, telah menjadi kekuatan, yang menjaga tegaknya Proklamasi Indonesia dan memperkokoh sendi kebhinekaan, dalam tekad membangun keesaan atau oikumene semesta, supaya semua makhluk di dunia hidup satu.

"Persaudaraan adalah falsafah Maluku, dan telah menjadi bagian dari gerakan keesaan gereja itu sendiri. Sebab jika keesaan gereja dipahami, sebagai hal menyatunya semua gereja dengan keragaman karunia, untuk membangun satu Tubuh Kristus yang utuh, maka itu tentu diperkuat, oleh spiritualitas 'orang basudara," pungkasnya. 

Tak hanya itu, kehadiran Majelis Sinode AM GPI, Sinode-sinode Gereja Bagian Mandiri, rekan-rekan Pemuda dari Sinode Gereja Bagian Mandiri, rekan-rekan GMKI dan GAMKI melengkapi sukacita yang dialami negeri ini.

"Kami percaya ada doa yang tulus dari sukacita itu. Demikian juga untuk dukungan dan doa semua umat beragama di negeri ini, agar ivent ini berlangsung sukses," tutupnya.


from Berita Maluku Online http://ift.tt/2lNo9Kw
via IFTTT

Subscribe to receive free email updates: