PERAWANGPOS -- Suasana panas mencemari apel akbar Harlah 44 Tahun PDIP di parkir barat Lapangan Tridadi, Sleman, kemarin (26/2). Lebih dari dua kericuhan yang terjadi antar kader partai hingga berujung dengan baku hantam.
Keadaan makin memuncak saat hiburan musik dangdut berlangsung pada siang itu, sekitar pukul 14.39. Tak pelak, baku hantam pun kembali terjadi.
Oleh kader yang lain, kericuhan bisa dipisah. Namun, masih dalam lagu yang sama, keributan kembali terjadi.
Mencegah agar keributan tidak melebar, aparat kepolisian yang turut berjaga dalam kegiatan tersebut, mengambil tindakan tegas.
Setidaknya ada empat tembakan peringatan yang dilepaskan aparat untuk membubarkan kericuhan. Hingga akhirnya hiburan dangdut diminta untuk tidak melanjutkan.
"Biar keadaan kembali kondusif dan lancar. Tidak ada yang kami amankan, biar satgas dari partai saja yang menertibkan. Kami hanya menjaga agar kericuhan tidak melebar," tegas Kasatreskrim Polres Sleman AKP Sepuh Siregar.
Usai kericuhan, terlihat beberapa simpatisan partai Moncong putih pergi meninggalkan lokasi apel akbar. Bahkan simpatisan dari kota Jogja mendapatkankan pengawalan dari Polres Sleman. Tak lama kondisi berangsur kondusif dan hanya menyisakan kader-kader PDIP.
Berdasarkan pengamatan dilokasi kericuhan, beberapa kader terlihat seperti tidak sadarkan diri. Bahkan sempat terlihat pula minuman berwarna kuning dalam plastik bening dan botol plastik. Benda itu diduga menjadi salah satu pemicu kericuhan akibat senggolan saat menikmati musik.
Ketua DPD PDIP DIJ Bambang Praswanto menyesalkannya gesekan yang terjadi antar para kader dan simpatisan ini. Di sisi lain dia memahami kondisi ini. Alasannya tidak kenal antar- kader dan simpatisan, terutama yang ber-beda daerah. "Mungkin ada ketidakcocokan dan tidak kenal satu sama lain. Kami akan memberikan bimbingan dan penyuluhan, sesama kader partai tidak boleh begitu," ujarnya.
Bambang meminta kepada kader dan simpatisan agar menjaga kehormatan, martabat dan ketenteraman partai. Jika ada perbedaan harus diselesaikan dengan cara yang elegan. Diawali dengan tatap muka, berdialog dan musyawarah.
Sumber : Radar Jogja