Menyayat Hati, Kisah Nyata 2 Budak Seks ISIS Diperlakukan dengan Hina, Doakan Sehat Selalu, AMIN..!

Menyayat Hati, Kisah Nyata 2 Budak Seks ISIS Diperlakukan dengan Hina, Doakan Sehat Selalu, AMIN..! http://ift.tt/20kt43r - Berita Terbaru Terkini Hari Ini - Perempuan muda Mantan budak seks militan bejat dari kelompok yang menamakan diri Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) berhasil melarikan diri setelah dua tahun diperlakukan

http://ift.tt/20kt43r - Berita Terbaru Terkini Hari Ini - Perempuan muda Mantan budak seks militan bejat dari kelompok yang menamakan diri Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) berhasil melarikan diri setelah dua tahun diperlakukan "seperti binatang" di Mosul, Irak utara.
Farida, satu perempuan tersebut, mengaku ia disembunyikan sebagai budak seks oleh salah seorang pejuang ISIS yang telah berkeluarga dan memperlakukan dirinya ibarat seekor binatang.
Harian Mirror, Inggris, Selasa (28/3/2017), melaporkan, mantan budak seks militan ISIS berusia 27 tahun itu diculik dua tahun silam di kampungnya, tepatnya ketika Farida berusia 25 tahun. 
Setelah militer Irak semakin kuat menekan pemberontak ISIS, Farida memanfaatkan peluang untuk melarikan diri ke arah tentara Irak yang sedang mengepung para bandit tersebut.
Ia diam-diam mengendap keluar dari mobil penyanderanya saat tentara Irak yang didukung Amerika Serikat melancarkan serangan udara di Mosul barat.
Menurut Farida, istri dari militan ISIS itu "juga ingin melarikan diri", sehingga mereka bersama-sama bersekongkol dengan tentara Irak untuk membunuh militan bejat tersebut.
Menurut dua wanita itu, mereka berhasil berkomunikasi dengan tentara Irak dan menggambarkan posisi yang tepat tentang posisi mobil militan ISIS itu.
Serangan udara pun menyasar mobil itu setelah keduanya bisa melarikan diri ke arah yang mendekati posisi tentara Irak.
"Kami bersembunyi selama delapan hari, sehingga orang-orang berpikir kami telah tewas di dalam mobil itu," kenang Farida, yang baru saja kembali ke rumahnya di wilayah Kurdi.
"Kemudian kami melarikan diri," kata Farida yang mengalami luka batin dan beban psikologis setelah mengalami apa yang dia lalui dalam situasi yang ia sendiri sebut "seperti binatang" itu.
"Saya mencoba untuk menjaga kehormatan saya, tapi saya tidak berhasil. Mereka melecehkan dan memukul saya, memperlakukan saya seperti binatang. Saya hampir tidak memiliki kata-kata untuk menggambarkan apa yang terjadi pada saya."
Wanita muda itu kini tinggal di sebuah kamp pengungsi dekat Erbil, Irak utara, di mana dia juga menemukan suaminya, yang sedang bertugas sebagai polisi ketika dia diculik.
Dia adalah satu dari dua budak seks ISIS yang berani melarikan diri dan berbicara tentang penderitaan yang dialami selama di Mosul.
Perempuan lainnya, Waheda Musa, juga disandera di Mosul, di mana pasukan Irak sekarang membuat kemajuan besar dengan merebut kembali kota itu dari ISIS. 
Waheda (32), dan putranya, Matu (7), baru-baru ini kembali berkumpul bersama keluarga mereka untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun dalam penyanderaan ISIS.
Setelah lebih dari dua tahun dari kengerian yang tak terbayangkan, mereka berhasil melarikan diri wilayah ISIS menuju kota asalnya.
Namun, Matu juga mengalami trauma berat karena sempat hendak dijadikan sebagai calon pengebom bunuh diri.
Dia pernah menjalani pelatihan untuk peran tersebut.
Waheda mengatakan kepada wartawan, "Mereka telah menyiksa anak saya, melatihnya untuk menggunakan senjata dan sebagai hukumannya, dia disekap di kandang."
Matu dan ibunya adalah warga Yazidi, sebuah komunitas agama di kalangan etnis Kurdi, yang menggabungkan aspek keyakinan Islam, Kristen, Yahudi, dan Zoroastrianisme.
Karena itu, mereka dilihat sebagai bidaah di mata pejuang radikal ISIS, yang merasa layak untuk membunuh, menangkap, dan memperbudak kaum Yazidi.
Waheda tinggal di sebuah kota dekat Sinjar, Ninive, Irak utara ketika dia ditangkap dengan anaknya pada tahun 2014.
Semua pria di kota itu dibunuh, perempuan dan anak-anak diculik.
Perempuan muda dan cantik dijadikan budak seks, yang tua dibunuh, dan anak laki-laki dijadikan tameng di medan perang atau dijadikan pengebom bunuh diri.
Menurut Waheda, dia sempat dijual kepada banyak orang dengan cara memamerkan dirinya di pasar, seperti di pasar ternak.
"Orang pertama yang membeli saya adalah laki-laki dari Arab Saudi, kemudian pejuang Jordania," kata Waheda dengan nada sendu.
Waheda katanya berhasil menarik perhatian dari tetangganya, seorang pejuang perempuan Tunisia yang datang secara sukarela ke Irak.
"Aku bercerita kepada dia dan dia telah melakukan segalanya untuk saya, dia membayar untuk lalu lintas saya keluar dari daerah tersebut," katanya.
"Saya hampir tak percaya, bahwa anak saya dan saya benar-benar masih hidup," katanya.
Diperkirakan saat ini ada sekitar 3.000 perempuan Yazidi masih berada dalam penyekapan militan ISIS di kota yang kini sedang terkepung, yakni kota Mosul.
Tidak ada yang mengetahui secara pasti berapa banyak lagi perempuan dan anak-anak Yazidi yang masih berada di Mosul atau juga ke kota-kota lain di Suriah.
Namun, di tengah pertempuran untuk merebut kota itu sedang berlangsung, yang didominasi pasukan Irak, banyak warga Yazidi sekarang bisa melarikan diri dari para bandit ISIS. (Kompas.com)
Mengenaskan! Begini Kisah Tewasnya Komandan ISIS Asal Indonesia di Suriah
Komandan kelompok teroris Islamic State in Iraq and Syria (ISIS), Bahrumsyah, dikabarkan tewas di Suriah, Senin (13/3/2017).
Dilansir dari laman Straitstimes.com, Bahrumsyah tewas mengenaskan.
Ia tewas dalam upaya penyerangan tentara Suriah yang gagal. Mobil yang ia kemudikan meledak saat perjalanan menuju unit Angkatan Darat Arab Suriah di Palmyra.
Peledak yang diangkut di dalam mobil tersebut meledak sebelum waktunya.
Kelompok teroris ISIS mengkonfirmasi kematian Bahrumsyah pada Selasa, (14/3/2017). Meski pemimpinnya tewas, kelompok militan ini mengklaim serangan 'Abu Muhammad Al Indonesi' ini menyebabkan kerusakan dan kekacauan yang dialami Tentara Suriah.
'Abu Muhammad Al Indonesi' adalah julukan kelompok ISIS untuk Bahrumsyah.
Sosok Bahrumsyah menjadi terkenal pada tahun 2014 karena kemunculannya dalam sebuah video perekrutan yang dibuat ISIS.
Ia menyerukan seruan militan di negara asalnya, Indonesia, juga Malaysia, dan negara-negara lainnya untuk mau bergabung dalam ISIS.
Bahrumsyah dipilih Pemimpin ISIS, Abu Bakr al Baghdadi untuk memimpin Batalion pejuang ISIS dari Asia Tenggara.
Bahkan Amerika Serikat sudah memasukkan Bahrumsyah dalam target teroris yang harus dipantau karena hubungannya dengan ISIS di bulan Januari lalu.
Pada bulan yang sama, rumor Bahrumsyah tewas karena terbunuh di pertempuran di Suriah pun muncul.
Istri ketiga Bahrumsyah, Nia Kurniawati menjadi salah satu orang dari 17 Warga Negara Indonesia yang dideportasi dari Turki pada bulan Januari lalu setelah mencoba masuk negara Suriah.
Sejak itu Nia ditempatkan dalam program penampungan yang terletak di Jakarta Timur.
Indonesia telah dilanda serangkaian serangan teroris setelah empat militan menyerang di pusat kota Jakarta pada tanggal 14 Januari 2016.
Menurut polisi Indonesia, penyerangan ISIS terhadap Indonesia sudah didanai oleh pihak tertentu.
Analis memercayai bahwa Bahrumsyah mungkin sudah mengkomunikasikan perintah dari ISIS pusat untuk melakukan penyerangan di Jakarta. (Straitstimes.com)

Subscribe to receive free email updates: