Video: Kronologi Sebelum Aiptu Sunaryanto Tembak Kepala atau Tangan Pelaku, Ini yang Ia Pikirkan..!

Video: Kronologi Sebelum Aiptu Sunaryanto Tembak Kepala atau Tangan Pelaku, Ini yang Ia Pikirkan..! http://ift.tt/20kt43r - Berita Terbaru Terkini Hari Ini - Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Sunaryanto memikirkan dampak buruk sebelum menembak Hermawan. Pada kondisi seperti itu, Sunaryanto tidak boleh gegabah dalam bertindak, karena bisa saja Risma Octaviani atau malah anak Risma yang menjadi korban.

http://ift.tt/20kt43r - Berita Terbaru Terkini Hari Ini - Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Sunaryanto memikirkan dampak buruk sebelum menembak Hermawan.
Pada kondisi seperti itu, Sunaryanto tidak boleh gegabah dalam bertindak, karena bisa saja Risma Octaviani atau malah anak Risma yang menjadi korban.
Resiko-resiko yang dipikirkan oleh Sunaryanto adalah pertama, jika ia tembak di kepala, beresiko akan mengenai Risma.
Sementara, bila tembakan diarahkan ke tangan kiri, beresiko mengenai anak Risma.
Cermat, Sunaryanto melihat tangan kanan Hermawan yang tengah lengah.
Dilansir dari Tribunnews.com, perdebatan batin Aiptu Sunaryanto ini terjadi saat ia mengambil inisiatif untuk menyelamatkan ibu dan anak yang tengah ditodong menggunakan senjata tajam oleh seorang perampok bernama Hermawan (28).
Kejadian penodongan tersebut terjadi di dalam angkutan umum jurusan Rawamangun-Pulogebang, Minggu (9/4/2017) sekitar pukul 19.00 WIB.
Saat itu, Sunaryanto tengah piket malam dan dikejutkan oleh suara perempuan yang meminta tolong.
Segera ia memarkirkan kendaraannya di sekitar lokasi penodonan.
Anggota kepolisian satuan lalu lintas tersebut, secara sigap mendekati tempat kejadian perkara (TKP).
Suasana saat itu sudah cukup riuh, karena warga sudah mengerumuni angkot berwarna merah tersebut.
Hermawan terlihat panik saat ia menyandera dua korbannya.
Saat Sunaryanto mendekati pintu masuk angkot, Hermawan berteriak.
Hermawan memaki dan mengeluarkan kata-kata kotor, karena kalap dengan apa yang ia lakukan, dan melihat sekurumunan warga sudah mengepung di luar angkot.
Sunaryanto tetap tenang menghadapi suasana yang mencekam tersebut, dan tetap mencoba untuk bernegosiasi.
Saat Sunaryanto pelan-pelan mengajak Hermawan bicara, ia makin panik dan bahkan berani mengancam untuk membunuh kedua sanderanya tersebut.
Sunaryanto meminta Hermawan untuk tetap tenang.
Dia masih terus mencoba membujuk Hermawan agar melepaskan Risma dan anaknya.
Sementara, massa di sekitar sudah geram melihat tingkah laku Hermawan.
Sunaryanto meminta warga untuk tetap tenang dan sedikit menjauh dari TKP.
Negosiasi yang terjadi di antara keduanya berlangsung alot, karena Hermawan tetap bersikeras agar Sunaryanto membawa angkot tersebut.
Terpopuler: dari Video Pria Sandera Ibu dan Anak di Angkot Hingga Polisi Tampar Aktivis Perempuan
Hal itu bertujuan, agar dirinya bisa terbebaskan dari amukan massa dan melarikan diri.
Sunaryanto memikirkan langkah apa yang sekiranya akan diambil.
Dia mempertimbangkan, agar pelaku, kedua korban, dan warga sekitar tak terdampak atas keputusannya.
Sekiranya, bila melancarkan tembakan, peluru tersebut tak memakan korban.
Pasalnya, di sekitar angkot itu, warga masih berkerumun.
Posisi Hermawan berada di belakang angkot, dengan tangan kanan memegang pisau yang diarahkan ke Risma dan anaknya.
Sebelum mengambil tindakan, Sunaryanto meminta tolong terhadap pengemudi ojek, untuk memegang ponsel genggamnya.
Momen Menegangkan Wanita Gedong Anak Ditodong hingga Aksi Heroik Penyelamatan Korban Penodongan
Langkah itu, diambil sebagai bentuk dokumentasi, agar ada bukti peristiwa.
"Bukan apa-apa, takutnya, kalau polisi berbuat kadang orang tidak percaya. Makanya, buat bukti saya," ujar Sunaryanto.
Kemudian, Sunaryanto meminta warga sekitar agar menjauh dari posisi angkot.
Tapi, warga tetap ngotot untuk mendekati angkot.
Sehingga, Sunaryanto sempat membatalkan untuk melesakan tembakan.
Sementara Hermawan terus mendesak.
Dia meminta Sunaryanto untuk segera menyopirinya ke luar dari wilayah tersebut.
Sebelum melesatkan tembakan ke lengan kanan Hermawan, Sunaryanto melakukan selawatan sebanyak tiga kali dan mengucapkan bismiillah.
"Saya Lillahi Ta'Ala, selawatan tiga kali, baca bismillah, akhirnya baru (pistol menembak tangan kanan Hermawan)," ujar Sunaryanto.
Akhirnya Hermawan berhasil dilumpuhkan.
Dengan sigap, Sunaryanto langsung menyergap.
Dia merengsek masuk ke dalam angkot.
Mengamankan senjata tajam yang digenggam Hermawan.
Sunaryanto membopong Risma dan Anaknya ke luar Angkot.
Kemudian, dia juga mengamankan Hermawan.
Sunaryanto mengamankan Hermawan agar tidak menjadi amukan massa.
Hermawan langusng dibawa ke kantor kepolisian Buaran.
Aksi Sunaryanto Sudah Sesuai Prosedur
Dilansir dari Tribunnews.com, tindakan yang diambil oleh Ajun Inspektur Polisi Satu Sunaryanto tersebut sudah sesuai standar operasional prosedur aparat kepolisian.
Aiptu Sunaryanto telah melakukan proses negosiasi dengan pelaku sebelum menembakkan senjatanya.
"Ketika orang itu (Hermawan) diberitahu, diharapkan bisa menyerah, tetapi dia malah melawan, ada pisau begitu malah berbahaya dalam penguasaan dia," ujar Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Indra Jafar saat dihubungi Senin (10/4/2017).
Sunaryanto yang saat itu telah melayangkan peringatan, tidak diindahkan oleh Hermawan, bahkan pelaku malah berani mengancam korban.
"Sudah disampaikan, nanti akan dibantu kalau ada masalah, tetapi dia tetap saja mau bunuh. Akhirnya, masyarakat disuruh mundur pelan-pelan disikat sama anggota kena tangan kan'. Itu sudah prosedur tetapnya. Akhirnya, dilumpuhkan dalam kondisi seperti itu," ujar Indra Jafar.
Sunaryanto berhasil menggagalkan aksi penyanderaan dan penodongan di angkutan kota KWK T25 di Jalan Igusti Ngurah Rai, Jakarta Timur. (Tribun)

Subscribe to receive free email updates: