Belajar dari Kisah Masa Lalu

Senin 29 Mei 2017 



Kajian Online Ramadhan - Sering saya mengingatkan kepada siswa putri : "Tinggalkanlah budaya ngegosip, karena itu jelas tidak ada manfaatnya." Meski itu benar adanya, tapi khan gak tau apa maksud dalam hati. Kalo sudah gak bener, nah ini yang jadi masalah. Sama saja menyebarkan fitnah kepada orang orang lain. Boleh lah bercerita kesana kemari, bercanda. Tapi jika sudah menjurus pada mengetahui aib orang lain, segera tinggalkan, kabur, dan cari aktivitas lainnya. Karena disitu setan pun pasti tertawa terbahak-bahak melihat sesama Muslim, memakan daging saudaranya sendiri. 

Allah berfirman di surah Al-Hujurat ayat 12, yang artinya : "Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, pasti kalian membencinya. Maka bertaqwalah kalian kepada Allah, sungguh Allah Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih." 

Sebagai seorang Muslim, kita seharusnya belajar dari kisah para umat terdahulu. Banyak sekali surah yang mengisahkan keadaan manusia sebelum masa Nabi Muhammad. Kebanyakan, Allah turunkan surah-surah dengan beragam kisah - di Madinah, atau biasa kita sebut surah Madaniyah. Kita seharusnya belajar dari Al-Qur'an karna Dia (Quran) ialah pedoman bagi umat Muslim. Pedoman pertama dan utama karena langsung dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, dibarengi dengan hadits dan sunnah Rasul-Nya.

Sahabat, di Al-Quran ada 85 ayat yang mengisahkan tentang kaum Sodom, kaum homo, kaum lesbian. Laki-laki dan perempuan bercinta dengan sejenisnya. Kisah kaum Nabi Luth ialah kisah awal hadirnya penyakit berbahaya di muka bumi ini. Bagaimana tidak - Allah yang sudah menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan, justru mereka tak menghendaki hal itu, dan memilih dengan sejenisnyanya. Termaktub dalam Al-Quran surah Al-Hujurat ayat 13, yang artinya : "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa  bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." 

Allah kabarkan tentang kebenaran ini dalam Al-Qur'an, namun bagaimana dengan respon kita saat ini? Kita anggap itu sebagai sebuah guyonan, candaan, bahan tertawaan - "ye, dasar homo lu.". Atau justru menghilangkan sunnah Rasulullah yang saling merangkul seusai bersalaman - "gak usah pakek rangkul-rangkulan, kayak homo aja." Dan tahukah bahwa kata "Homo" sempat menjadi viral di banyak sosial media, dijadikan meme, dan dibuat bahan lelucon. Padahal tentu ini cara mereka untuk menjerumuskan kita ummat Islam, agar terbiasa mendengarnya, akhirnya menganggap biasa saja.

Apa yang terjadi? Saat ini kaum LGBT alias lesbian, gay, biseksual, transgender - mudah berkeliaran dimana-dimana, bahkan dengan mudahnya membuat organisasi, dan dengan bangga menyebut diri mereka. Kenapa hal ini bisa terjadi? Salah satu sebabnya yaitu karena tak memiliki Qalbun Hayy. Apa itu qalbun hayy? Hati yang memahami ibrah dari kisah-kisah umat terdahulu yang Allah ceritakan dalam al-Qur'an. 

Padahal, kisah Nabi Luth di Kitab Nasrani ada, di Al-Qur'an pun semakin jelas adanya. Dan Allah benar-benar kaum Luth pada saat itu dengan hentakan tanah, bumi layaknya ditumbuk, dan akhirnya mereka semua musnah. Namun kenapa masih saja muncul di zaman ini? Karena sudah dianggap biasa, wajar, terlalu banyak yang seperti itu untuk saat ini.

Mengenai Qalbun Hayy, Allah berfirman dalam Al-Quran di surah Qaf ayat 37, yang artinya : "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya."

Dalam kehidupan sehari-hari, Allah beri pedoman bagi kita. Pedoman berbeda dengan aturan. Aturan ialah sifatnya mewajibkan dan membuat diri menjadi terpaksa melakukan. Tapi ini gak. Allah memberikan pedoman hanya untuk orang-orang yang mau saja. Manusia yang berani membuka hati menerima kebenaran Al-Quran. Dari kisah yang telah Allah firman kan, sebagai pelajaran atau ibrah untuk hidup kita kedepannya. 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, yang artinya : "Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang-orang yang enggan untuk memasukinya. Barangsiapa mentaatiku akan masuk surga, barangsiapa tidak taat kepadaku sungguh dia orang yang enggan masuk surga." 

Allah sudah jamin Surga untuk kita. Bahkan ditegaskan kembali oleh Rasul-Nya. Tapi justru kita termasuk orang-orang yang enggan. Kok bisa? Gimana tidak enggan, jika setiap hari kita makan daging saudara sendiri padahal Allah pun melarang. Gimana tidak enggan, jika setiap saat justru kita membiarkan diri untuk bermaksiat, padahal kita sudah dianjurkan untuk nahi munkar, melalui perilaku (tangan), lisan (ucapan), bahkan yang paling lemah sekali pun - hati (doa). Tapi kita mah anggap semua itu biasa-biasa saja, woles aja, dengan hati pun kita tidak. Gimana tidak enggan, jika Allah memerintahkan untuk beramar ma'ruf, mensyiarkan agama-Nya, sedangkan hanya untuk sholat pun tidak, apalagi dengan ibadah yang lain, berzakat, berqurban - masyaAllah khan.

Kajian Online Ramadhan
Oleh : Ustadz Luqman Abdurrahman S., M.Pd.I
Website : kumpulandoa-id.com


Subscribe to receive free email updates: