Secarik Kertas 'Jihad' Aman Abdurrahman di Penjara Cipinang



Jakarta, Aman Abdurrahman alias Oman, terpidana teroris yang baru mengirup udara bebas, kembali ditetapkan sebagai tersangka kasus bom Thamrin.

Aman mendapatkan remisi setelah menjalani hukuman sekitar tujuh tahun penjara. 

Aman divonis sembilan tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin 20 Desember 2010 karena terlibat pelatihan militer di Aceh. Aman terbukti memberikan dana sebesar Rp20 juta dan US$100 dalam pelatihan itu.

Pria kelahiran 5 Januari 1972 itu kemudian menjalani masa hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta namun belum genap sembilan tahun dia mendapatkan remisi dan bebas pada 17 Agustus 2017.

Sehari setelah bebas, Densus 88 kembali menahannya atas kasus bom Thamrin.

Selama menjalani masa hukuman di LP Cipinang, Aman memiliki sejumlah pengikut setia. Bahkan, Aman merupakan 'penguasa' di kalangan kelompok narapidana terorisme.

Sofyan Tsauri, mantan narapidana kasus terorisme dalam kasus yang sama dengan Aman menceritakan sepak terjang Aman dan kelompoknya selama di tahanan.

Dalam perbincangan dengan CNN Indonesia, beberapa waktu lalu, bahkan Sofyan diduga pernah hampir dibunuh oleh kelompok Aman Abdurrahman. Gara-garanya, Sofyan dianggap sebagai pembelot.

Sofyan mengenal Aman dan kelompoknya sekitar tahun 2006. Namun, kelompok Aman curiga dengan Sofyan yang saat itu masih berstatus sebagai anggota polisi. Aman dan kelompoknya menganggap, Sofyan adalah susupan atau jasus.

Sikap yang aneh

Menurut Sofyan, kelompok Aman memiliki sikap aneh. "Ada hal-hal aneh dan asing di antara sesama jihadis selama di penjara, hal yang tidak lumrah sering didapatkan dan tidak pernah ditemukan selama memahami Islam," kata Sofyan.

Ketika kelompok Aman di dalam penjara, Sofyan pernah memiliki pengalaman pahit. "Dua kali ada upaya untuk meracuni saya selama di dalam penjara dan satu kali mengambil uang," katanya.

Menurut Sofyan, Aman Abdurahman masih mencurigainya sebagai Jasus alias mata-mata dalam kasus Aceh. Ketika itu, Sofyan diberi Somay oleh seorang pendukung Aman.

Salah satu bekas terpidana kasus terorisme Sofyan Tsauri menceritakan bagaimana Aman Abdurrahman di penjara. (CNN Indonesia/S. Yugo Hindarto)
"Setelah makan somay saya panas dingin, muntah dan muntaber akut, dan membuat pingsan," katanya.

Sofyan kemudian dibawa ke klinik Lapas kelas 1 Cipinang. "Tertolong karena dokter dan perawat segera bertindak cepat mengeluarkan racun tersebut dan berhasil pulih setelah tiga hari dirawat," katanya.

Peristiwa itu, membuat Sofyan bersikap keras kepada kelompok Aman. Seorang pengikut Aman pernah terlibat perkelahian dengannya. 

Dijelaskan Sofyan, di dalam penjara, ada prinsip-prinsip Aman yang dianggap menyimpang. "Banyak ikhwan menjauhi pemahaman Aman Abdurahman," katanya.

Sikap itu diantaranya, nikah tanpa wali. Kelompok Aman kata Sofyan melakukan pernikahan tanpa melibatkan wali untuk mempelai wanita. Mereka menjadikan wali hakim dari asatidz--ustaz pria, mereka yang bisa dipercayai bisa menjadi wali.

"Ini adalah pelanggaran syariat yang paling serius di antara kesesatan mereka," kata dia, "Islam menghargai kekerabatan akan tetapi kekerabatan kelompok masih lebih utamakan oleh ikhwan-ikhwan.

Menurut Aman, karena status ke-Islamannya masih diragukan, maka ayah dalam hal ini telah kehilangan status perwaliannya terhadap anak-anak perempuan mereka. 

Ajaran aneh lainnya adalah, tidak makan sembelihan. Mereka tidak mengakui sembelihan rakyat Indonesia yang mayoritas muslim. Bagi mereka memakan sembelihan dari pasar-pasar bak memakan bangkai yang kehalalannya diragukan. 

"Aman Abdurahman sering menulis secarik kertas yang akan berkeliling kamar per kamar untuk menghimbau ikhwan-ikhwan di penjara agar jangan mau makan daging sembelihan terlebih daging dari aparat sipir penjara saat itu," kata dia.

Mengganti Lauk

Seorang pengikut Aman, Harry Budiman alias Abu Musa pernah berteriak-teriak,"Kenapa kami dikasih bangkai ayam?". 

Ketika itu Harry disuguhkan nasi padang dengan daging ayam di persidangan, tapi kemudian dia marah-marah. Sikap Hari ini diikuti ikhwan lainnya dan protes dan minta menggantinya dengan ikan laut atau dengan telor ayam.

Tak hanya itu, kelompok Aman juga tidak mau Salat di Masjid. Mereka menganggap bahwa Masjid-masjid di buat pemerintahan atau masjid di luar dari kelompok mereka adalah masjid Dhirar alias masjid yang dimiliki kaum munafik. 


"Maka tidak mengherankan jika mereka pernah mengebom Masjid Adz-Zikra Polres Cirebon ketika salat Jumat berlangsung, sikap dan prinsip tersebut adalah berangkat dari pemahaman sesat takfiri," katanya.

Rekan-rekan yang salat di masjid LP Cipinang, kata Sofyan, akan dimusuhi oleh kelompok Aman Abdurahman. Hal lain, kata Sofyan, kelompok Aman mudah memvonis orang manakala ada orang yang tidak sepemahaman dengan mereka.

Aman Abdurrahman menjadi sosok yang kontroversial bahkan di kalangan pendukung ISIS sendiri. (AFP PHOTO / BAY ISMOYO)



Contohnya ketika para ikhwan tidak mengkafirkan polisi dan tentara, maka mereka akan menuduh ikhwan tersebut sebagai murjiah dan jahmiyah--keduanya dianggap aliran menyimpang. Selain itu, juga menuduhnya  musyrik karena akidah yang tak sama.

Bahkan, kata Sofyan, di mana ada kelompok Aman maka akan ada masalah dan konflik sesama ikhwan.

"Seringkali perbedaan tersebut menjadi ajang permusuhan," kata dia.


SUMBER : CNNIndonesia.com

Subscribe to receive free email updates: