Thomas Lembong |
Jakarta, Info Breaking News - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memandang, majunya teknologi yang terjadi dalam belakangan ini memberikan dampak bagi industri ritel. Hal itu terlihat dari banyaknya jumlah gerai ritel konvensional yang tutup.
"Saya percaya dunia ritel di dunia sedang dalam proses jungkir balik. Amburadul. Transformasi yang sangat traumatis," ujar Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong, ditemui di kantor pusat BKPM, Jakarta, Selasa 31 Oktober 2017.
Menurut dia, banyaknya penyedia platform jasa secara online, mau tidak mau menggerus pasar ritel konvensional. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga berpengaruh pada pusat-pusat perbelanjaan di negara lain, seperti Amerika Serikat (AS).
"Online ini kecil, tapi pedas. Dampaknya bisa berkali-kali lipat. Go-Jek, Grab, Uber, online delivery, orang malas jauh-jauh, panas, macet. Tinggal pencet-pencet, bayar online, di antar kerumah. Sektornya masih kecil, tapi dampaknya," tutur Tom biasa Thomas disapa.
Walaupun begitu, sambung Tom, kondisi ritel konvensional saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh banjirnya sektor e-commerce belanja daring atau online, tapi ada beberapa hal lain, salah satunya adalah pola konsumsi masyarakat yang telah berubah, dari fokus belanja hingga memilih liburan.
Pergeseran pola konsumsi, dia melanjutkan, harus dijadikan strategi bagi industri ritel untuk tetap bertahan.
"Orang-orang lebih ke kongkow-kongkow di cafe, restoran, pariwisata. Sekarang yang bikin orang dahsyat adalah selfie di tempat wisata, upload ke Instagram," sebut Tom.*** Any Christmiaty.