Dialog Kebangsaan Dan Buka Puasa Bersama Ny. Hj. Sinta Nuriyah

PAITON,KRAKSAANONLINE.COM – Bulan suci Ramadhan sebagai momentum peningkatan iman dan taqwa, juga untuk mengembangkan rasa kebenaran, kejujuran dalam kehidupan berbangsa, serta memperkuat kearifan dan kebijaksanaan kita dalam menyikapi segala permasalahan bangsa Indonesia dewasa ini.

Hal tersebut disampaikan oleh Ibu Negara Republik Indonesia (RI) ke – 4, Dra. Hj. Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid, SH. M.Hum dalam dialog kebangsaan pada acara buka puasa bersama masyarakat Kabupaten Probolinggo di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paiton, Minggu (03/06/2018) petang.

"Jika kita semua bisa menumbuhkembangkan semua itu maka InsyaAllah kita pasti bisa menanggulangi semua permasalahan khususnya krisis kebangsaan yang saat ini tengah menghantui negara Indonesia," tegas istri mendiang Gus Dur ini.


//
Di tengah merebaknya permasalahan yang sedang dialami negara Indonesia dewasa ini, Ny. Hj. Sinta mengutarakan keresahannya melaui dialog khas penuh keakraban. Dalam kegiatan itu tidak hanya umat islam saja yang hadir, namun juga dihadiri oleh perwakilan umat Kristen, Katholik, Hindu, Budha, Konghuchu, serta perwakilan etnis dan suku selain Jawa Madura yang merupakan mayoritas penduduk Kabupaten Probolinggo.

Dalam kesempatan itu ia mengajak semua yang hadir untuk introspeksi diri. Saat ini menurutnya, masyarakat Indonesia banyak yang telah kehilangan hati nurani, jati diri, dan perasaan, serta lunturnya nilai kemanusian dan kebangsaan. "Saat ini banyak fitnah ditebar, suara kebencian dan berita bohong dimana – mana, belum lagi bom bunuh diri dimana mana. Apa sebenarnya yang tengah terjadi pada bangsa kita, apa penyebabnya?" katanya dalam salah satu dialognya.

"Ikatan tali persaudaraan yang dulu diciptakan para leluhur kita termasuk Gus Dur, kini kian longgar ikatannya, benang – benang sulamannya telah tercerai – berai, dan terputus berserakan, akibatnya keutuhan, kerukunan dan persatuan bangsa Indonesia terancam dan menjadi porak poranda," imbuhnya.

Lebih lanjut dalam dialog kebangsaan itu, Ny. Hj. Sinta mengingatkan perlunya untuk senantiasa merawat keutuhan pilar kebangsaan melalui kegiatan bernuansa kebhinekaan Indonesia. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali ikatan tali kasih, semangat toleransi, tolong menolong dan persaudaraan antar sesama bangsa Indonesia.

"Ini yang seharusnya selalu kita lakukan agar bangsa Indonesia tetap terjaga persatuan dan kesatuannya, sebagaimana negara Indonesia diikat oleh UUD 1945 dan dasar negara Pancasila. NKRI harga mati, Pancasila dasar negara!," tandasnya diikuti seluruh yang hadir saat itu.

Sementara Penjabat (Pj.) Bupati Probolinggo R. Tjahjo Widodo SH, M.Hum mengungkapkan apresiasi terhadap kehadiran dan kegiatan yang telah rutin dilakukan oleh Ny. Hj. Sinta Nuriyah sejak mendiang Gus Dur aktif menjabat sebagai Presiden RI sampai saat ini.

"Atas doa dan kecintaan Ibu terhadap masyarakat Kabupaten Probolinggo selama ini kami ucapkan banyak terimakasih, semoga kita semua semoga selalu mendapatkan barokah dan rahmat dari Allah Swt," ungkap Tjahjo Widodo.


//
Dalam sambutanya ia juga mengungkapkan rasa bangga atas sosok KH. Abdurrahman Wahid sebagai guru bangsa Indonesia yang selama hidupnya senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada seluruh rakyat Indonesia.

"Sejauh pengamatan kami di Kabupaten Probolinggo, begitu banyak prestasi yang telah dicapai, masyarakatnya luar biasa dalam meningkatkan ibadahnya, luar biasa persatuan dan kesatuannya, luar biasa dalam membina putra dan putrinya. Semoga mereka ada yang bisa mencontoh guru bangsa kita ini," tutupnya sembari memimpin pembacaan surat Alfatehah untuk mendiang Gus Dur.

Kegiatan bernuansa kebhinekaan tersebut juga dihadiri oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo, KH. Munir Cholili, Ketua Yayasan Puan Amal Hayati sekaligus pengasuh Ponpes Syekh Abdul Qadir Jaelani (SAQA) Hj. Badiatus Sholehah, dan Ketua FKUB Kabupaten Probolinggo. KH Shihabudin Sholeh. (Hendra)


//

Subscribe to receive free email updates: