Seniman Sejati Ini Menilai KPK Yang Baik Tidak Harus Selalu Menangkap Koruptor

Sudjowo Tedjo
Semarang, Info Breaking News - Budayawan dan seniman sejati Sudjiwo Tedjo, mempertanyakan banyaknya jumlah rompi orange yang dimiliki KPK untuk tersangka korupsi.Pria yang selalu berkata lantang dan diselingi bersyair ini menilai bahwa KPK yang baik adalah instansi hukum yang tidak suka berharap adanya penjahat korupsi,karena yang baik itu mustinya KPK mampu melakukan pencegahan sefini mungkin agar tidak ada lagi pejabat publik yang melakukan korupsi untuk diincar dan ditangkapi setiap saat.
Hal tersebut disampaikan Sudjiwo Tedjo melalui laman Twitternya, @sudjiwotedjo, Rabu (5/9/2018).
Awalnya, ia menyebutkan KPK yang baik adalah yang selalu berharap tak ada tersangka baru.
KPK tipe itu, jelasnya, baru akan membuat rompi orange ketika ada tersangka baru.
Ia mempertanyakan tentang harapan KPK di mana tersangka korupsi yang berjumlah lebih dari 40 orang ternyata dapat langsung mengenakan rompi.
"KPK yg baik adalah yg selalu berharap tak ada tersangka baru. KPK tipe itu baru tergopoh2 bikin rompi orange ketika ada tersangka/OTT baru. Jika serentak ada 40an tersangka baru dan semuanya sudah ada rompinya, berarti harapan harian KPK emang patut dipertanyakan," tulis Sudjiwo Tedjo.
Menanggapi unggahan tersebut, banyak warganet yang menuliskan komentarnya.
Beberapa diantaranya bahkan mendapatkan jawaban dari Sudjiwo Tedjo.
"Opo yo rompine sing tersangka mbiyen-mbiyen (dulu-dulu, red) di pakai lagi mbah... kan ya di ambil kpk lagi.. wong yg dulu dipakai utk eksyen didepan khalayak," tulis @agungpuri215.
Menanggapi hal tersebut, Sudjiwo Tedjo kembali menambahkan kriteria KPK yang baik menurutnya.
"KPK yg baik akan memberikan rompi orange itu ke tersangka lama. Jadi hak milik. Karena KPK yg baik selalu tak pernah mengharapkan bakal muncul tersangka baru. Sebab KPK yang baik super aktif di 2 fungsi lain KPK yaitu pencegahan dan pendidikan," balas Sudjiwo Tedjo.
Warganet lainnya, @Donnaylicious, menuliskan, "Namanya pemberantasan korupsi mbah. Ya kalo udah ga ada koruptor nganggur. Kecuali namanya komisi pencegahan korupsi,"
Unggahan ini juga dibalas oleh pemilik nama asli Agus Hadi Sudjiwo.
"Pencegahan, pendidikan dan penindakan. Yg gencar dilakukan KPK baru yg ketiga. Kalau data kurang kuat, ndak usah komen," jawabnya tegas.
Pemilik akun @ASugiantokizzer yang turut mengomentari unggahan Sudjiwo Tedjo menyebutkan tersangka sudah dipantau jauh-jauh hari sehingga rompi tersebut sudah dipersiapkan sejak awal.
"Tersangka kpk itu sudah dipantau jauh jauh hari.
Jadi kpk sudah siapkan rompinya juga sejak awal pengintaian dan pnyelidikan.
Nangkepi koruptor di dpr dan dprd itu ibarat mancing di empang kata pak @Fahrihamzah," ucap @ASugiantokizzer.
Bersikukuh dengan pernyataannya, Sudjiwo Tedjo menyebutkan KPK harusnya tetap berharap agar tak ada cukup bukti untuk menjadikan seseorang sebagai tersangka korupsi.
"KPK yg baik tetap tak berharap ada tersangka baru dlm periode pengintaian hingga penyelidikan. Mrk tetep berharap agar tak cukup bukti. Baru ketika menginjak dari penyelidikan ke tahap penyidikan, yaitu tahap ktk seseorang ditetapkan sbg tersangka, KPK bikin rompi orange," tutur Sudjiwo.
Warganet lainnya, menanggapi Sudjiwo Tedjo dengan menyebutkan rompi KPK merupakan hasil tender agar lebih murah dan tak membuat anggaran negara membengkak.
"Rompine wes ditender langsung ratusan biji mbah ben oleh luweh murah. lanek pesene sebiji rong biji yo maleh bengkak anggarane. (rompinya sudah ditender langsung ratusan buah mbah supaya bisa lebih murah. kalau pesannya sebuah dua buah ya makin bengkak anggarannya)," komentar @Ferdyan_SN.
"Kalau bener rompi orange KPK itu ditender, berarti saat tender sudah ada jumlah rompi orange berarti sudah ada target jumlah koruptor.. Naaaah.. target ini doa Cuuk. Bisakah kini kusebut bhw korupsi terus ada krn emang didoakan ada ma (rompi) KPK?" balas Sudjiwo Tedjo.
Bisa jadi selama ini pihak KPK selalu berdoa agar bisa mempertontonkan kerakyat, menangkap koruptor dan mengundang sejumlah media elektronik untuk menayangkan para kooruptor yang ditangkapi setelah resmi menggunakan rompi yang memalukan itu. *** Yohanes Suroso.

Subscribe to receive free email updates: