Nandana Putra Purnama, bocah asal Solo yang berhasil menjuarai ajang kompetisi karate di Belgia |
Solo, Info Breaking News – Nandana Putra Purnama, bocah berusia sebelas tahun asal Solo, Jawa Tengah berhasil meraih peringkat pertama dalam ajang kejuaraan karate internasional bertajuk "3rd Edition of International Karate Open of Province de Liege 2018" yang diselenggarakan di Herstal, Belgia.
Berhasil mengharumkan nama bangsa di ajang internasional, bocah yang akrab disapa Nanda tersebut mengaku dirinya sangat terharu.
"Tidak menyangka. Saya sempat menangis, terharu," ungkapnya ketika ditemui tim redaksi Info Breaking News di kediamannya di Jalan Ponconoko 1, Tipes, Serengan, Solo.
Dalam ajang kompetisi yang digelar tahunan tersebut, Indonesia sendiri mengirim 18 orang wakil yang tergabung dalam tim karate pelajar Indonesia dimana Nanda menjadi salah satu wakil yang turut dikirim ke Belgia setelah sebelumnya berhasil meraih Juara I putaran final Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Yogyakarta.
Nanda ditetapkan sebagai juara setelah menumbangkan 17 lawan dari berbagai negara di dunia dalam kategori kata (peragaan). Sedangkan pada pertandingan kumite, siswa Sekolah Dasar (SD) Al-Islam 2 Djamsaren Solo itu berhasil mengalahkan 32 lawannya.
Perjalanan Nanda menuju kemenangan ia akui tidaklah mudah mengingat banyak anak dari negara lain yang berperawakan besar dan tinggi. Kontingen asal Prancis, menurut Nanda, merupakan lawan terberat.
"Kesulitan memang. Karena saya kecil, sering dihadang (oleh lawan)," kata dia.
Putra pasangan Rohman Sidik Purnomo dan Nuryati itu juga harus beradaptasi dengan dinginnya suhu udara di Belgia yang diakui bahkan pernah mencapai 0 derajat celcius. Namun, bukan Nanda namanya jika menyerah begitu saja. Bermodalkan kemampuan dan mental baja, Nanda berhasil membuat Lagu Indonesia Raya berkumandang di ajang internasional. ***Yohanes Suroso
Perjalanan Nanda menuju kemenangan ia akui tidaklah mudah mengingat banyak anak dari negara lain yang berperawakan besar dan tinggi. Kontingen asal Prancis, menurut Nanda, merupakan lawan terberat.
"Kesulitan memang. Karena saya kecil, sering dihadang (oleh lawan)," kata dia.
Putra pasangan Rohman Sidik Purnomo dan Nuryati itu juga harus beradaptasi dengan dinginnya suhu udara di Belgia yang diakui bahkan pernah mencapai 0 derajat celcius. Namun, bukan Nanda namanya jika menyerah begitu saja. Bermodalkan kemampuan dan mental baja, Nanda berhasil membuat Lagu Indonesia Raya berkumandang di ajang internasional. ***Yohanes Suroso