Jakarta, Info Breaking News – Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriawan Salim menilai usulan terkait gaji guru yang dijanjikan akan berjumlah Rp 20 juta per bulan oleh salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden hanyalah asal bicara.
"Kita berpikir dalam kajian kita, ini adalah pernyataan yang asal bicara dan tanpa kalkulasi yang baik," ungkapnya saat ditemui di Gedung LBH, Jakarta Pusat, Minggu (25/11/2018).
Dilihat dari kondisi finansial, Satriawan mengatakan bahwa tidaklah mungkin bagi negara untuk membayar gaji guru sebesar itu.
"Yang pertama dari segi perhitungan keuangan negara, bagaimana itu Rp 20 juta per bulan, kita ketahui bagaimana kondisi keuangan kita sekarang," jelas dia.
Menurut perhitungan FSGI, negara diperkirakan harus menggelontorkan uang sebesar Rp 45 triliun per bulan untuk membayar gaji guru, yang artinya negara membutuhkan Rp 540 triliun untuk menggaji guru dalam satu tahun.
FSGI juga mempertanyakan guru dari golongan mana yang akan digaji dengan jumlah itu, apakah guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru honorer atau guru swasta.
"Dari segi teknis administrasi, guru itu banyak, guru PNS, golongannya juga banyak, mulai dari 3A, 3B, 3C, 3D, jadi golongannya banyak, pangkat banyak, guru mana yang mau digaji Rp 20 juta," paparnya.
Satriawan mengungkapkan pada tahun politik seperti sekarang ini, bukanlah hal yang aneh jika profesi guru turut dijadikan objek politisasi. Menanggapi hal ini, Satriawan meminta agar para guru tidak menelan mentah-mentah janji politik tersebut.
Sebelumnya, salah seorang Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sara mengusulkan gaji guru naik hingga Rp 20 juta. ***Samuel Art