Bermain Saham Diantara Gembel dan Kaya Mendadak

London, Info Breaking NewsSalah satu cara cepat cari uang emang dengan cara trading saham atau bahasa gaulnya adalah main saham. Akan tetapi, gak sedikit investor pemula atau yang profesional sekalipun harus menanggung kerugian hingga mencapai jumlah yang cukup mengerikan.
Kerugian itu memang gak jarang membuat seseorang berhenti berinvestasi di sektor yang tinggi risiko ini. Padahal kalau dipikir-pikir, Warren Buffett yang merupakan orang terkaya ketiga di dunia bisa tajir karena investasi ini.
Berarti, ada strategi jitu yang memang harus diterapkan bagi mereka yang ingin main saham dong?
Strategi itu jelas ada dan mungkin sudah sering dibahas berkali-kali di media. Untuk kesempatan kali ini, gimana kalau kita bahas saja yuk hal-hal yang bakal membuatmu gigit jari karena main saham?
Pengin tahu lebih lanjut? Baca ulasannya di bawah ini yang udah dirangkum oleh MoneySmart.id berikut ini:

1. Terlalu terburu-buru

Usai membuat rekening dana nasabah atau rekening efek, gak sedikit tentunya yang ngebet mau membeli saham. Apalagi ketika mendengar analisa-analisa dari beberapa sekuritas tentang saham-saham layak beli.
Hati-hati, saham rekomendasi analis gak mesti paling bagus lho. Bisa jadi sebaliknya.
Dalam membeli saham, ada baiknya memperhatikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini. Di tahun 2018, ketika IHSG masih ada di angka 6 ribuan, itu tandanya saham memang lagi hijau-hijau alias naik, atau sederhananya ya lagi mahal-mahal.
Membeli saat ini belum tentu jadi hal yang baik lho. Sedangkan ketika kamu membelinya saat IHSG ada di angka 5.700an, maka bisa jadi harga kebayakan emiten emang sedang jatuh-jatuhnya. So, ketika IHSG ada di level 6 ribuan maka ada baiknya kamu jual saham, bukannya malah beli.

2. Dolar menguat

Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap mata uang rupiah bisa membuat IHSG rontok seketika. Dan itu jelas membuat harga saham jadi hancur.
Buat kamu pemegang saham perbankan, tentu saja hal ini jadi masalah lantaran kamu bisa mengalami capital loss. Begitu pun dengan saham-saham lain yang goyang akibat penguatan Dolar.

3. Indeks saham asing ikut turun

Gak cuma Indonesia yang punya indeks harga saham, negara lain juga ada. Sebut saja seperti NASDAQ, Dow Jones, Nikkei, Straits, dan sebagainya.
Ketika indeks-indeks harga saham asing jatuh. IHSG juga bisa kena imbas dan ikutan babak belur seperti mereka, meski sehari sebelumnya IHSG masih menghijau.
Hati-hati deh, makanya sering-sering baca berita di media. Investasi saham itu berisiko, ketika kamu gak update maka kamu bisa kehilangan momentum atau malah rugi!

4. Terlalu serakah

Main saham tentu harus disesuaikan juga bujetnya. Jangan lantas karena kita berambisi dapat untung besar lalu menggunakan seluruh harta kita.
Investasi saham memang unik, karena dalam hitungan jam saja kamu bisa dapat untung 5 persen. Tapi dengan catatan, saham yang dibeli memang lagi naik.
Tentunya, semakin besar dana yang diinvestasikan maka semakin besar pula keuntungannya. Hati-hati, hal sebaliknya pun bisa terjadi. Semakin besar dananya, maka semakin tinggi juga risiko capital lossnya.
Dan ketika kita nekat menggunakan seluruh uang kita untuk investasi saham atau sampai pinjam duit, habislah semua.

5. Tergoda saham dari emiten baru

Saham perusahaan yang baru melakukan Initial Public Offering (IPO) atau melantai di bursa saham, memang harganya pasti meroket di awal-awal karena ramai ditransaksikan. Hal ini pun cukup menggoda para investor untuk mencicipi keuntungan lonjakan harga saham mereka.
Akan tetapi, buat bisa membeli saham mereka terkadang kita harus antri. Belum tentu, order hari ini pasti dapat hari ini juga. Dan dalam satu hari, terkadang harga saham mereka udah menyentuh batas atas (gak bisa naik lagi).
Anggaplah di hari kedua kamu berhasil mendapatkan saham tersebut. Maka di hari ketiga, gak ada jaminan harga saham mereka tetap bakal naik.
Seandainya para investor justru melakukan aksi jual, maka saham itu bisa-bisa diobral dengan harga murah!
Kalau sudah seperti itu, kamu sendiri yang akan merugi di kemudian hari. Dan ingat, semakin besar dana yang dialokasikan, maka makin besar juga kerugiannya.

6. Saham perusahaan teknologi anjlok

Saham perusahaan besar seperti Apple atau Facebook memang menopang performa harga indeks saham dunia. Di luar negeri, saham sektor itulah yang punya bobot terbesar. Bukan saham konsumer kayak di Indonesia, apalagi saham properti
Di pertengahan November 2018, kedua saham mereka ternyata anjlok sampai 3 persen! Apa yang terjadi? Indeks-indeks harga saham dunia juga bakal K.O. seketika! Ketika mereka melemah, maka kejadian di poin ketiga adalah jawabannya.

Gimana cara main saham yang nguntungin?

Itulah enam hal yang harus diwaspadai oleh mereka yang memang main saham. Sekarang gimana sih caranya biar investasi ini bisa menguntungkan kita?
Sejatinya, hal ini gak susah dilakukan kok. Tapi keserakahan kita sendirilah yang membuat jadi rugi. Berikut ulasannya.

1. Jadikan saham sebagai investasi saja

Trading memang merupakan cara main saham yang menguntungkan buat jangka pendek. Namun risikonya sangatlah tinggi.
Demi keamanan finansial jangka panjang, jadikanlah saja saham sebagai investasi. Itu artinya, lebih baik membeli saham blue chip dan mencairkannya untuk jangka waktu lama. Ketimbang membeli saham lapis tiga yang digoreng.

2. Sabar dan sabar

Roma tidak dibangun dalam semalam, untuk mendapat untung yang besar dalam bermain saham kuncinya cuma sabar. Karena kita gak ada yang tahu apa yang terjadi keesokan hari, begitu pun sebaliknya.
Bisa jadi besok Rupiah tiba-tiba melemah dan lusanya justru menguat. Kita gak ada yang tahu fenomena apa yang terjadi keesokan harinya. *** Jerry Art.

Subscribe to receive free email updates: