KRAKSAAN – Dalam rangka untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo menggelar workshop peningkatan kapasitas bidan desa di ruang pertemuan Tengger Kantor Bupati Probolinggo, Selasa (26/2/2019).
Kegiatan ini diikuti oleh 170 orang bidan desa dari 17 puskesmas di Kabupaten Probolinggo. Selama kegiatan para bidan tersebut mendapatkan materi tentang tata laksana ibu hamil dengan penyakit menular atau tidak menular dari dokter spesialis penyakit dalam serta pencegahan bayi lahir dengan BBLR dari dokter spesialis kebidanan. Serta review persalinan normal dan komplikasi dari fasilitator.
Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr Anang Budi Yoelijanto mengatakan kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk menindaklanjuti petunjuk dari Bupati Probolinggo dalam hal penurunan AKI, AKB dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Demi mewujudkan hal tersebut, semua jajaran harus berkomitmen yang sama untuk menurunkan AKI, AKB dan DBD.
"Untuk mencapai penyamaan komitmen tersebut salah satunya dilakukan dengan penguatan materi meliputi pertolongan persalinan dan penanganan kasus DBD. Diharapkan outcomenya angka kesakitan dan kematian menurun," katanya.
Menurut Anang, di Kabupaten Probolinggo jumlah kesakitan dan kematian bayi masih cukup tinggi. Pada tahun 2017 sebanyak 190 kasus dan tahun 2018 sebanyak 242 kasus. Jumlah kematian bayi dari tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami kenaikan yang cukup banyak. Sedangkan kematian ibu tahun 2017 sebesar 16 kasus dan tahun 2018 sebesar 12 kasus. Kematian ibu dalam 5 tahun terakhir sudah mengalami penurunan.
"Dari hasil penelusuran kejadian kematian bayi ditemukan ada 3 faktor keterlambatan dalam memperoleh pertolongan yang dibutuhkan. Diantaranya, karena terlambat mendeteksi adanya resiko tinggi, mengambil keputusan dan mencapai saran pelayanan kesehatan. Hal tersebut perlu penelusuran akar penyebab masalahnya," jelasnya.
Sementara Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kabupaten Probolinggo Sutilah mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Probolinggo. Dengan kegiatan ini maka bidan desa memahami tupoksinya dan mampu mendeteksi resiko tinggi kehamilan dan melakukan rujukan yang standart. Disamping mampu melaksanakan dan memahami apliasi SIMAMI.
"Bidan koordinator merupakan bidan yang bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak di wilayah kerja puskesmas, baik pelayanan yang dilakukan di puskesmas maupun bidan di desa. Bidan di desa mendapatkan pengawasan langsung oleh bidan koordinator baik teknis maupun non teknis di wilayah kerja puskesmas yang akan dikoordinasikan kepada kepala puskesmas," ungkapnya.
Sutilah menerangkan pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
"Dalam pelaksanaannya pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan azas perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian serta adil dan merata dengan mengutamakan aspek manfaat utamanya bagi kelompok rentan seperti ibu, bayi, anak, usia lanjut dan keluarga tidak mampu," pungkasnya. (Zidni Ilman)