AMBON – BERITA MALUKU. Pembangunan jembatan fair yang ambruk 1 Desember 2018 lalu sampai saat ini belum juga dikerjakan.
Berdasarkan hasil koordinasi pemerintah kota Tual baik itu dengan Pemerintah Daerah Provinsi Maluku maupun Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) IX Maluku, tahapan pembangunan jembatan Fair yang menghubungan Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara ini masih dalam tahap pelelangan.
"Jadi berdasarkan hasil koordinasi Kepala Dinas Kota Tual dengan BPJN IX Maluku, katanya masih dalam tahap pelelangan setelah itu baru bisa dikerjakan dan target pengerjaan jembatan selesai di Desember 2019," ujar Plt Seketaris Kota Tual, Muti Matdoan kepada awak media di Ambon, Senin (1/4/2019).
Walaupun demikian, dirinya sangat berharap proses pekerjaan jembatan bisa secepatnya dikerjakan. Mengingat ambruknya jembatan sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.
"Sekarang masyarakat kesulitan air, karena pipa PDAM terputus bersamaan ambruknya jembatan. Sehingga untuk mengkonsumsi air bersih, masyarakat harus menggunakan jasa transportasi laut untuk mengambil air bersih," ucapnya.
Menurutnya, pekerjaan jembatan Fair bisa menggunakan anggaran belanja tak terduga APBD, namun anggaran yang ada tidak cukup, mengingat anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan sangat besar. Karena itu diperlukan intervensi dari pempus melalui BPJN IX Maluku maupun pemerintah provinsi.
Berdasarkan hasil koordinasi pemerintah kota Tual baik itu dengan Pemerintah Daerah Provinsi Maluku maupun Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) IX Maluku, tahapan pembangunan jembatan Fair yang menghubungan Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara ini masih dalam tahap pelelangan.
"Jadi berdasarkan hasil koordinasi Kepala Dinas Kota Tual dengan BPJN IX Maluku, katanya masih dalam tahap pelelangan setelah itu baru bisa dikerjakan dan target pengerjaan jembatan selesai di Desember 2019," ujar Plt Seketaris Kota Tual, Muti Matdoan kepada awak media di Ambon, Senin (1/4/2019).
Walaupun demikian, dirinya sangat berharap proses pekerjaan jembatan bisa secepatnya dikerjakan. Mengingat ambruknya jembatan sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.
"Sekarang masyarakat kesulitan air, karena pipa PDAM terputus bersamaan ambruknya jembatan. Sehingga untuk mengkonsumsi air bersih, masyarakat harus menggunakan jasa transportasi laut untuk mengambil air bersih," ucapnya.
Menurutnya, pekerjaan jembatan Fair bisa menggunakan anggaran belanja tak terduga APBD, namun anggaran yang ada tidak cukup, mengingat anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan sangat besar. Karena itu diperlukan intervensi dari pempus melalui BPJN IX Maluku maupun pemerintah provinsi.
from Berita Maluku Online https://ift.tt/2uCPUea
via IFTTT