Siraman Sejuk Surgawi Di Acara Tahlilan 40 Hari Wafatnya Putra Tunggal Ketua Mahkamah Agung

Maestro Hukum Hatta Ali Bersama Isteri Tercinta
  Jakarta, Info Breaking News - Tanpa terasa 40 hari sudah waktu berlalu sebegitu cepatnya, padahal tanah masih memerah dan bekas taburan bunga masih terlihat jelas dipusara Irfan Ali bin Hatta Ali yang dikebumikan di pekuburan umum Karet Bivak Jakarta.  
  
  Boleh jadi orang banyak yang hadir memenuhi pelataran komplek Kementerian Widya Candra Gatot Subroto Jakarta, dalam acara yang begitu sakral tahlilan 40 hari almarhum Irfan, satu satunya putra sang maestro hukum Prof. Dr. H.M.Hatta Ali,SH,MH, yang meninggal akibat kecelakaaan tunggal pada Touring Moge Club Harley Davidson dibawah naungan mantan Wakapolri Anan di Nabimbia Afrika Selatan beberapa waktu lalu, bisa merasakan betapa beratnya hati sang maestro khususnya sang ibu dan segenap kelauarga untuk melepaskan dengan rasa ihklas ditinggal  Irfan, anak yang manis budi , penuh bersahaja dengan siapapun itu.  
  
  Walau terlihat betapa tegarnya dan tetap dengan gaya khasnya yang selalu penuh canda, justru dipastikan betapa pahitnya dan beratnya lahir dan bathin Ketua MA yang ke 13 ini harus mampu menerima kenyataan pahit dan sangat lonely, karena lebih dahulu ditinggal pergi putra mahkota tunggalnya, yang sesungguhnya masih berusia 41 tahun sangat produktip itu.  
  
  Ini juga yang membuat tausiah yang disampaikan oleh Ustazd kondang asal Makasar Prof.. Latif dihadapan hampir Seribu orang tamu spesial dimalam tahlilan itu, menyampaikan penghiburan surgawi, yang membuat semua orang tertegun takjub dibuatnya.  
  
  Dengan gaya yang lantang tapi selalu diselingi dengan bahasa Makassar, Ustadz Prof. Latif menyergap hati para hadirin.  
  
  " Bahwa Islam menjamin setiap orang yang mampu mengucapkan kalimat Syahadat sebelum mengembuskan nafasnya yang terakhir pada detik detik sakratul maut itu, akan masuk Surga. Tetapi ada banyak orang Islam, matinya sangat menyedihkan karena jika berulangkali dituntun untuk menyebutkan sahadat, tapi mulutnya sudah terkunci rapat, tak bisa lagi menyebutkan khalimahsyahtullah itu, karena memang sepanjang hidupnya tak suka berbuat baik, selalu meninggalkan sholat, dan durhakan kepada orangtuanya." ungkap Prof.Latif membuat hadirin yang didominasi oleh para hakim dari seluruh pelosok persada.  
  
  "Itulah sebabnya seringkali kita jumpai betapa terkadang insan manusia itu lebih hina dari binatang. Dan tak terbantahkan, jika binatang Kambing tidak laku dijual dipasar, maka kita bisa potong Kambing itu dan kita olah menjadi Sup Buntut Kambing. sate, kepalanya bisa digulai, bahkan sampai kulitnyapun bisa dijadikan perhiasan dan gendang bahkan jacket kulit yang mahal. Tapi kalau manusia sudah tidak laku karena prilakunya yang jahanam, durhaka kepada orang tua, jahat kepada orang lain, maka tak ada lagi harganya baik dimata manusia apalagi sang pencipta Allah SWT." kata nya membuat hati semakin tertegun intropeksi.  
  
  "Dan ternyata Allah paling membenci manusia yang lebih takut kepada sesama, apalagi sangat takut pada pasangannya, tetapi lupa bersyukur, lupa menunaikan kewajiban sholatnya, bahkan juga durjana kepada Allah SWT. Karena itu hai kaum isteri yang ada, ingatkan suamimu untuk tegak sebagai imam dalam keluargamu, soal pertengkaran cekcok mulut itu sudah lumrah sebagai penyedap kehidupan berumahtangga, tetapi jangan pernah percekcokan itu sampai membawa apalagi menghina orangtua. Karena sekalipun air semua yang ada dilautan ini kau bikin untuk mencucinya, maka tak akan pernah bisa menghapus darah daging dari kedua orangtua.Karena itulah mengapa disebutkan dalam Hadist Rasullullah, bahwa yang mampu membuat kita bisa terlepas dari siksa kubur, hanya Doa anak yang saleh, selain ilmu yang kita taburkan untuk kebaikan ummat serta amal ibadah." ungkap ustadz Latif dengan lontaran lakimat yang sangat lugas dan jelas membuat meleleh hati. Tausiah yang disampaikan Latif juga sangat dirasakan sebagai penguat dan penghiburan kepada seluruh keluarga besar sang maestro ditengah para sahabatnya. dari mulai negarawan, birokrat, pengusaha serta jurnalist.  
  
  Selamat beristirahat anak kami Irfan yang baik budi, semoga doa doa dari kami semua membuatmu kini lebih tenang dipangkuan sang pencipta kita Allah SWT, Amin Ya Robbal Allamin. *** Emil Simatupang.  
  
  
  
  
     

Subscribe to receive free email updates: