Pengurus BPH AFG saat kukuhkan |Foto: Istimewa |
Nias,- Sidang Sinode VI Angorahua Fa'awosa Geheha (AFG) yang dilaksanakan selama dua hari (31/8-1/9/2019) di gedung Gereja AFG Pusat Maliwa'a terpilih sebagai Eporus Pdt. Piter Zebua, S.Pd.K, Sekretaris Umum Onlihu Ndraha, S.E dan Bendahara Umum Hendrin Mei Rahmat Bate'e, S.Pd.
Saat pemilihan Eporus, yang menjadi saingan Piter adalah Pdt. Agustinus Gea, S.Th. Dari jumlah pemilih diperoleh suara sebanyak 48 dan 33.
Ada yang unik saat pemilihan SEKUM dan BENDUM dilakukan secara aklamasi. Seluruh peserta sidang sepakat jabatan pengendali administrasi itu dibebankan kepada Onlihu Ndraha, S.E dengankan pengendali keuangan kepada Hendin Mei Rahmat Bate'e, S.Pd.
Pengukuhan sebagai Badan Pengurus Harian Pusat (BPH-P AFG) Periode 2019-2024 dilaksanakan Minggu 1/9/2019 di gedung Gereja Maliwa'a yang dipimpin oleh Pdt. Fuliaro Ndraha. Pengukuhan itu dihadiri oleh ratusan jemaat.
Usai pengukuhan, mantan Eporus Pdt. Atobali Laoli, S.Pd berpesan bahwa yang menjadi pengurus harus memberi waktu dan tenaga untuk mengurus jemaat. Terlebih dengan kondisi saat ini dimana jemaat cepat sekali tergiur dengan hal-hal yang duniawi.
Untuk itu, Atobali berpesan, bahwa untuk menghadapi era digitalisasi pengurus harus dinamis dan selalu komunikatif kepada semua pihak.
Dislokasi yang sama, Eporus terpilih Pdt. Piter Zebua, S.Pd.K menyatakan sekte AFG yang sudah berdiri sejak 18 Agustus 1933 harus mampu meningkatkan keimanan warga jemaatnya. Dalam melaksanakan hal itu perlu kerja sama semua pihak.
Hal lain yang harus diperhatikan, bagaimana meningkatkan perekonomian perkapita warga jemaat.
"Setidaknya jemaat itu lebih memahami apa itu AFG. dengan demikian, imannya tidak cepat goyah" ujar Piter dengan pelan.
Untuk diketahui, AFG ini berdiri atas kuasa Roh Kudus yang diilhamkan kepada seorang perempuan yang bernama Simona Hamasi Tamari Lombu. Saat itu, dia berumur 12 tahun ketika Roh Kudus menggunakan dia untuk memberitakan firman Tuhan.
Perempuan yang masih bocah itu, dalam perjalanannya di Hilibadalu yang kini menjadi Kecamatan Sogaeadu Kabupaten Nias, banyak muzizat. Seperti menyembuhkan orang sakit dan yang meninggal kembali hidup.
Dari muzizat-muzizat itu, banyak warga yang akhirnya meninggalkan penyembahan berhala dan mengikuti arahan Tamari.
Hingga kini, jumlah gereja AFG mencapai 40 unit yang tersebar di Kabupaten Nias, Kota Gunungsitoli, Nias Utara dan sebagian di Tapanuli. (Budi Gea)