AMBON - BERITA MALUKU. Presiden RI, Joko Widodo menegaskan, untuk pembangunan rumah rusak berat atau rata dengan tanah, akibat diguncang Gempa 6.5 Magnitudo, 26 September 2019 lalu, akan dibangun rumah dengan konstruksi tahan gempa.
"Kita minta supaya bisa diinformasikan kepada masyarakat, bahwa pembangunan rumah yang ada adalah rumah yang tahan gempa, konstruksinya nanti akan diarahkan oleh kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR)," ujar Presiden saat mengunjungi pengungsi yang berada di kawasan Universitas Darussalam, Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Senin (29/1).
Dikatakan, sesuai laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), rumah yang rusak lebih dari 12 ribu unit, terdiri dari rumah rusak berat, ringan dan sedang.
Untuk rumah rusak, jelasnya, dari sisi keuangan, anggaranya sudah ada tetapi harus mengikuti prosedur, kemudian menunggu agar gempa reda.
"Saya dengar kalau malam masih ada terjadi gempa walaupun dalam skala yang kecil, semoga gempa tersebut cepat hilang, sehingga pembangunan rumah bisa di kerjakan oleh masyarakat, yang nanti dikoordinasi oleh pemerintah daerah, anggarannya di pusat, saya minta pak camat dan Lurah untuk pantau dan ikut mengawasi," pintanya.
Dijelaskan, Indonesia merupakan negara yang berada di kawasan cincin api, itu berarti Gempa bahkan Tsunami bisa terjadi kapan saja.
"Artinya yang namanya Gempa, Tsunami, berada di lingkungan kita, tidak hanya di Maluku Tengah, Maluku, tetapi dari sejarah yang ada kita tahu Aceh, Padang, Bengkulu, Lampung, Banteng, Yogya, di NTB, maupun Palu," tuturnya.
Untuk itu, dirinya mengingatkan seluruh masyarakat Maluku, untuk selalu berdoa kepada Allah, agar selalu dihindarkan dari Gempa dan Tsunami.
"Kita memang tidak ingin dan selalu memohon kepada Allah agar selalu dihindarkan dari yang namanya Gempa dan Tsunami, tetapi kalau memang Allah sudah berkendak kita harus menerima dan siap," harapnya.
"Kita minta supaya bisa diinformasikan kepada masyarakat, bahwa pembangunan rumah yang ada adalah rumah yang tahan gempa, konstruksinya nanti akan diarahkan oleh kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR)," ujar Presiden saat mengunjungi pengungsi yang berada di kawasan Universitas Darussalam, Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Senin (29/1).
Dikatakan, sesuai laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), rumah yang rusak lebih dari 12 ribu unit, terdiri dari rumah rusak berat, ringan dan sedang.
Untuk rumah rusak, jelasnya, dari sisi keuangan, anggaranya sudah ada tetapi harus mengikuti prosedur, kemudian menunggu agar gempa reda.
"Saya dengar kalau malam masih ada terjadi gempa walaupun dalam skala yang kecil, semoga gempa tersebut cepat hilang, sehingga pembangunan rumah bisa di kerjakan oleh masyarakat, yang nanti dikoordinasi oleh pemerintah daerah, anggarannya di pusat, saya minta pak camat dan Lurah untuk pantau dan ikut mengawasi," pintanya.
Dijelaskan, Indonesia merupakan negara yang berada di kawasan cincin api, itu berarti Gempa bahkan Tsunami bisa terjadi kapan saja.
"Artinya yang namanya Gempa, Tsunami, berada di lingkungan kita, tidak hanya di Maluku Tengah, Maluku, tetapi dari sejarah yang ada kita tahu Aceh, Padang, Bengkulu, Lampung, Banteng, Yogya, di NTB, maupun Palu," tuturnya.
Untuk itu, dirinya mengingatkan seluruh masyarakat Maluku, untuk selalu berdoa kepada Allah, agar selalu dihindarkan dari Gempa dan Tsunami.
"Kita memang tidak ingin dan selalu memohon kepada Allah agar selalu dihindarkan dari yang namanya Gempa dan Tsunami, tetapi kalau memang Allah sudah berkendak kita harus menerima dan siap," harapnya.
from Berita Maluku Online https://ift.tt/36ebQhp
via IFTTT