Lombok Tengah, SN - Wakil Bupati Lombok Tengah melaunching situs bersejarah di Desa Kopang Rembiga yakni Makam Astana.
Lounching dilakukan di Kediaman Wakil Bupati Lombok Tengah H.L.Pathul Bahri.
Hadir Ketua DPRD Lombok Tengah, Sekda Lombok Tengah H.Nursiah, Dandim 1620 Loteng, Kadis Pariwisata Lombok Tengah, Kadis Pendidikan, Kadis Pemuda Olah Raga, sejumlah pejabat eselon III dan Sejumlah Kepala Desa.
Wakil Bupati Lombok Tengah H.L.Pathul Bahri mengatakan kegiatan Lounching ini dilakukan untuk memperkenalkan kepada publik terhadap satu situs bersejarah dizaman kerajaan Seleparang yang ada di Desa Kopang Rembiga. "Salah satu situs bersejarah yang hampir hilang musnah adalah Makam Astana namun atas inisiatif KRS dan masyarakat Kopang maka makam ini mulai dikenal di masyarakat" ungkapnya.
Untuk itu Pembina Desa Wisata Kabupaten Lombok Tengah itu menyampaikan apresiasi setinggi tingginya atas dedikasi dan kepedulian masyarakat Kopang yang mau mengangkat kembali situs ini dan diperkenalkan kepada publik. "Atas nama pemerintah daerah, kami sampaikan banyak terimakasih atas kepedulian masyarakat terutama KRS yang mau menjaga dan merawat situs bersejarah ini" ungkapnya.
Sementara itu Ketua KRS L. Saptiawan
menyampaikan terima kasih atas perhatian pemerintah daerah Kabupaten Lombok Tengah sehingga Lounching film dokumenter Makam Astana bisa dilaksanakan.
Dia mengatakan kegiatan pelestarian situs ini dimulai di bulan puasa tahun lalu berkerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Perjuangan untuk mendapatkan pengakuan dari pemerintah pusat dan daerah mulai sejak pengajuan proposal kegiatan. "Dari ratusan proposal hanya 20 proposal diambil dari seluruh Indonesia dan dari 20 itu hanya kita dari Pokdarwis selebihnya dari kelompok sineas dan satu satunya proposal yang tidak direvisi oleh Kementrian" ungkapnya. Lth01
Perjuangan untuk mendapatkan pengakuan dari pemerintah pusat dan daerah mulai sejak pengajuan proposal kegiatan. "Dari ratusan proposal hanya 20 proposal diambil dari seluruh Indonesia dan dari 20 itu hanya kita dari Pokdarwis selebihnya dari kelompok sineas dan satu satunya proposal yang tidak direvisi oleh Kementrian" ungkapnya. Lth01