Intelijen AS Tuding Tiongkok Tutupi Data Covid-19 tuk Amankan Stok Alat Medis



Washington, Info Breaking News – Perseteruan antara Amerika Serikat dan Tiongkok nampaknya terus-menerus bergulir. Setelah sebelumnya saling melancarkan 'serangan' saat perang dagang, kini persoalan terkait Covid-19 pun dijadikan sumber masalah.
Baru-baru ini Intelijen AS menuding Tiongkok menutup-nutupi data mengenai virus corona agar dapat mengamankan stok peralatan medis saat wabah mulai merebak.
Dalam laporan rahasia setebal empat halaman tertanggal 1 Mei yang diterima oleh kantor berita Associated Press, intelijen AS dari Kementerian Pertahanan Dalam Negeri (Homeland Security) menjelaskan pihaknya menduga kuat bahwa Tiongkok secara sengaja menutup-nutupi seberapa parah dampak dari Covid-19 dan pada saat yang bersamaan meningkatkan impor dan mengurangi ekspor alat kesehatan.
Tiongkok, seperti dikatakan dalam laporan tersebut, menutup-nutupi fakta sebenarnya dengan membantah melakukan pembatasan ekspor dan mengaburkan atau menunda-nunda laporan perdagangan mereka.
Laporan tersebut juga menyebut Tiongkok tidak memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa Covid-19 bisa menular di awal penyebaran (Januari) supaya bisa mengimpor lebih banyak alat medis. Data menunjukkan dalam periode tersebut impor masker, sarung tangan, dan pakaian operasi meningkat drastis. Selanjutnya, tercatat ada 95 persen probabilitas yang mengindikasikan perubahan ekspor-impor Tiongkok di luar batas normal.
AS sendiri sebenarnya sudah lama mencurigai ada permainan kotor dari Tiongkok dalam kasus penyebaran Covid-19.
"Ingat, Tiongkok punya sejarah menyebarkan infeksi ke dunia dan laboratorium mereka banyak yang di bawah standard. Ini bukan pertama kalinya dunia terekspose virus dari kegagalan laboratorium di Tiongkok. Biarkan intelijen bekerja tetapi saya yakin ada bukti signifikan semua ini berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan," kata Menlu AS, Mike Pompeo kepada ABC.
Pernyataan Pompeo tersebut mengacu kepada penyebaran SARS yang juga berasal dari Tiongkok. ***Novie Kusdarman

Subscribe to receive free email updates: