SAUMLAKI - BERITA MALUKU. Kunjungan Bupati Kepulauan Tanimbar, Petrus Fatlolon ke Larat, ibukota Kecamatan Tanimbar Utara (Tanut) untuk menyalurkan Bantuan Sosial (Bansos) kepada masyarakat di wilayah kecamatan ini, ternyata mendapati kesan kurang menyenangkan.
Kesan kurang menyenangkan ini terjadi lantaran dalam misi mulia Bupati bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Ny. Joice Fatlolon/Pentury, orang nomor satu Tanimbar ini menyaksikan sendiri kondisi keacuhan dan ketidaksiapan Camat beserta perangkatnya terkait amanat dan tanggungjawab yang telah diberikan oleh Kepala Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Tanimbar ini – saat berkantor sehari sejak dua bulan lalu, tentang masalah kebersihan dan sampah di ibukota Kecamatan Tanut ini.
Saat rombongan tiba di Gedung Serbaguna Temar Lolan, sebagai tempat untuk pembagian bansos tersebut, didapati gedung ini masih kosong melompong. Kursi-kursi yang disiapkan belum satupun terisi, kondisi ruangan juga masih jauh dari bersih. Sampah berserahkan dimana-mana, ruang penuh dengan debu.
Belum lagi, bendera lambang kabupaten, ditempatkan sembarangan, dan sejak resmi pergantian nama kabupaten ini setahun lalu dari Maluku Tenggara Barat (MTB) ke Kepulauan Tanimbar, hingga sekarang bendera lambang tidak pernah diganti. Alhasil, memicu kemarahan dan kekesalan dirinya.
Saat dirinya didaulat memberikan arahan sebelum menyerahkan secara simbolis bansos kepada perwakilan warga, Bupati Fatlolon langsung menyentil keras Camat dan jajarannya serta para kepala desa.
Kekesalan tersebut diluapkannya lantaran setiap kali berkunjung di kota yang sementara dipersiapkan sebagai Daerah Otonom Baru (DOB), hal yang selalu didapatinya adalah masalah kebersihan dan sampah.
"Bagaimana mau menjadi ibu kota pemekaran kalau kota ini penuh dengan sampah? Camat tidak maksimal dan selalu ingkar dari tanggungjawab ini. Selalu dan selalu saya ingatkan. Saya marah hari ini karena tidak siap," akuinya.
Saat berkantor sehari di Larat dua bulan lalu, Bupati telah menegaskan tentang permasalahan tersebut kepada camat. Namun lagi-lagi dirinya harus menelan kekecewaan. Bahkan satu unit mobil truk sampah pun telah diberikan. Kebersihan di Kota Larat, dan desa-desa sekitarnya harus diperhatikan.
Dalam arahannya, Bupati Fatlolon sempat membandingkan kondisi pekarangan rumah dinas milik camat dan ASN di Larat dengan rumah dinas milik TNI/Polri. Dimana perbedaannya sangat terlihat jelas. Perbandingannya bisa terlihat jelas, dimana pekarangan rumah dinas ASN penuh dengan rumput yang bertumbuh subur, padahal ada penghuninya, sedangkan rumah dinas TNI/Polri selalu bersih.
"Apakah saya harus betindak seperti TNI/Polri yang jika anggotanya tidak disiplin jaga kebersihan lingkungannya, akan dikenai sanksi disiplin? Saya tegur untuk baik. Kalau bukan saya yang tegur, siapa lagi yang bisa?" tanya dia dihadapan camat Daniel Sabono dan perangkatnya yang tertunduk malu dan tidak bisa mengangkat wajah menatap Bupati di podium.
Dirinya menegaskan, dua Minggu kedepan, akan kembali ke kota ini, dan besar harapannya untuk melihat wajah Kota Larat telah berubah lebih baik dari hari ini. Namun apabila tidak ada perubahan, artinya kemampuan camat dan para kepala desa untuk mengarahkan warganya tidak ada sama sekali alias tumpul.
Usai menyerahkan bansos tersebut, Bupati juga berkesempatan mengendarai truk sampah, yang merupakan hibah dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Dengan menjadi supir sementara pada mobil sampah itu, dirinya didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Ny. Joice Fatlolon Pentury, berkeliling kota Larat, sebelum akhirnya bertolak ke Desa Lelengluan untuk meyerahkan bansos.
Untuk diketahui, pembagian bansos di Tanimbar Utara terdiri dari paket sembako, token PLN gratis dan subsidi 50 persen, bantuan langsung tunai. Desa-desa yang dikunjungi untuk penyerahan secara simbolis adalah Kota Larat, Desa Lelangluan, Desa Lamdesar Timur, Lamdesar Barat, Kelan dan Keliobar. (ys)
Kesan kurang menyenangkan ini terjadi lantaran dalam misi mulia Bupati bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Ny. Joice Fatlolon/Pentury, orang nomor satu Tanimbar ini menyaksikan sendiri kondisi keacuhan dan ketidaksiapan Camat beserta perangkatnya terkait amanat dan tanggungjawab yang telah diberikan oleh Kepala Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Tanimbar ini – saat berkantor sehari sejak dua bulan lalu, tentang masalah kebersihan dan sampah di ibukota Kecamatan Tanut ini.
Saat rombongan tiba di Gedung Serbaguna Temar Lolan, sebagai tempat untuk pembagian bansos tersebut, didapati gedung ini masih kosong melompong. Kursi-kursi yang disiapkan belum satupun terisi, kondisi ruangan juga masih jauh dari bersih. Sampah berserahkan dimana-mana, ruang penuh dengan debu.
Belum lagi, bendera lambang kabupaten, ditempatkan sembarangan, dan sejak resmi pergantian nama kabupaten ini setahun lalu dari Maluku Tenggara Barat (MTB) ke Kepulauan Tanimbar, hingga sekarang bendera lambang tidak pernah diganti. Alhasil, memicu kemarahan dan kekesalan dirinya.
Saat dirinya didaulat memberikan arahan sebelum menyerahkan secara simbolis bansos kepada perwakilan warga, Bupati Fatlolon langsung menyentil keras Camat dan jajarannya serta para kepala desa.
Kekesalan tersebut diluapkannya lantaran setiap kali berkunjung di kota yang sementara dipersiapkan sebagai Daerah Otonom Baru (DOB), hal yang selalu didapatinya adalah masalah kebersihan dan sampah.
"Bagaimana mau menjadi ibu kota pemekaran kalau kota ini penuh dengan sampah? Camat tidak maksimal dan selalu ingkar dari tanggungjawab ini. Selalu dan selalu saya ingatkan. Saya marah hari ini karena tidak siap," akuinya.
Saat berkantor sehari di Larat dua bulan lalu, Bupati telah menegaskan tentang permasalahan tersebut kepada camat. Namun lagi-lagi dirinya harus menelan kekecewaan. Bahkan satu unit mobil truk sampah pun telah diberikan. Kebersihan di Kota Larat, dan desa-desa sekitarnya harus diperhatikan.
Dalam arahannya, Bupati Fatlolon sempat membandingkan kondisi pekarangan rumah dinas milik camat dan ASN di Larat dengan rumah dinas milik TNI/Polri. Dimana perbedaannya sangat terlihat jelas. Perbandingannya bisa terlihat jelas, dimana pekarangan rumah dinas ASN penuh dengan rumput yang bertumbuh subur, padahal ada penghuninya, sedangkan rumah dinas TNI/Polri selalu bersih.
"Apakah saya harus betindak seperti TNI/Polri yang jika anggotanya tidak disiplin jaga kebersihan lingkungannya, akan dikenai sanksi disiplin? Saya tegur untuk baik. Kalau bukan saya yang tegur, siapa lagi yang bisa?" tanya dia dihadapan camat Daniel Sabono dan perangkatnya yang tertunduk malu dan tidak bisa mengangkat wajah menatap Bupati di podium.
Dirinya menegaskan, dua Minggu kedepan, akan kembali ke kota ini, dan besar harapannya untuk melihat wajah Kota Larat telah berubah lebih baik dari hari ini. Namun apabila tidak ada perubahan, artinya kemampuan camat dan para kepala desa untuk mengarahkan warganya tidak ada sama sekali alias tumpul.
Usai menyerahkan bansos tersebut, Bupati juga berkesempatan mengendarai truk sampah, yang merupakan hibah dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Dengan menjadi supir sementara pada mobil sampah itu, dirinya didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Ny. Joice Fatlolon Pentury, berkeliling kota Larat, sebelum akhirnya bertolak ke Desa Lelengluan untuk meyerahkan bansos.
Untuk diketahui, pembagian bansos di Tanimbar Utara terdiri dari paket sembako, token PLN gratis dan subsidi 50 persen, bantuan langsung tunai. Desa-desa yang dikunjungi untuk penyerahan secara simbolis adalah Kota Larat, Desa Lelangluan, Desa Lamdesar Timur, Lamdesar Barat, Kelan dan Keliobar. (ys)
from Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku https://ift.tt/36KM1Gu
via IFTTT