Waspada Kelainan Pada Kulit Jadi Gejala Infeksi Covid-19



Jakarta,Info Breaking News – Tak hanya demam, batuk-batuk atau sesak nafas, kini gejala Covid-19 juga bisa ditandai dengan adanya kelainan pada kulit.

Hal ini dibenarkan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin Arini Astasari Widodo. Ia mengatakan bahwa kelainan kulit memang bisa menjadi tanda awal terinfeksi Covid-19, sebelum gejala lainnya diketahui. Bentuk kelainan kulit yang mungkin terjadi dapat menyerupai campak, cacar air, alergi obat, biduran dan lain-lain.

"Terdapat banyak kemungkinan kelainan kulit lain yang berhubungan dengan Covid-19 yang dapat terjadi, selain yang telah disebutkan, namun hanya ditampilkan yang paling sering menurut literatur," tuturnya.

Meski begitu, kelainan pada kulit tidak semata-mata membuktikan bahwa Anda mengidap Covid-19. "Waspada harus, tapi jangan panik," lanjutnya.

Menurut Arini, gejala kulit pada pasien Covid-19 dapat bermacam-macam, dan tidak semuanya disertai nyeri ataupun gatal. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui lebih dulu masalah kulit akibat corona dapat terjadi karena berbagai faktor sebagai berikut:

1. Reaksi imunitas terhadap nukleotida virus, yaitu dinamakan viral exanthems
2. Sekunder, akibat kelainan organ lain yang disebabkan oleh Covid-19, seperti peradangan pembuluh darah (vasculitis) atau vaskulopati thrombotic (karena Covid-19 membuat pembuluh darah rusak).
3. Reaksi efek samping obat yang dikonsumsi.

Perlu diingat bahwa pada penderita Covid-19 bisa saja mengalami kelainan kulit yang tidak berhubungan dengan penyakit tersebut.

Arini menjelaskan pada kulit terdapat protein ACE 2, akan tetapi hubungan pasti keberadaan protein ini dalam kulit dan manifestasi kulit pada Covid-19 belum ada penelitiannya.

Mengenai apakah lesi kulit pada pasien dengan Covid-19 ada hubungannya dengan virus itu sendiri, Ariani mengaku hal itu belum dapat dipastikan sampai sekarang karena penelitian belum cukup kuat untuk menyimpulkan.

"Terdapat beberapa kelainan kulit yang dapat mendahului gejala Covid-19 lainnya, yaitu erupsi vesicular. Pengetahuan mengenai kondisi ini dapat membuat kita menjadi lebih waspada adanya kemungkinan Covid-19 bila mengalami kelainan kulit tersebut," paparnya.

Namun harus tetap diingat bahwa Covid-19 hanya sedikit yang timbul gejala kulit, sebagian besar tidak disertai kelainan kulit.

Sebagai contoh, dalam penelitian pada bangsal Covid-19 di Eropa, hanya 20 persen di antaranya yang terdapat kelainan kulit dengan tanda-tanda sebagai berikut:
- Erupsi makulopapular: plak merah dan bintil merah, menyerupai lesi kulit campak
- Erupsi vesikular: lenting isi cairan kecil-kecil
- Pseudo chilblain: kebiruan pada ujung kaki dan tangan
- Urtika: bentol seperti biduran, gidu. (seperti bentol di gigit nyamuk, gatal, lebar-lebar dan banyak)

Umumnya reaksi iritasi terlokalisasi di suatu tempat di lokasi tempat terpajan iritan, dan terasa perih. Oleh karena itu, Arini menyarankan bila menjumpai kelainan ini, konsultasi ke dokter. Saat ini ada fasilitas telemedicine yang memudahkan pasien untuk konsultasi online atau daring. ***Candra Wibawanti

Subscribe to receive free email updates: