|
Kampanye dilakukan di gedung BOK Center yang berkapasitas 19.000 kursi. Namun, dilaporkan banyak kursi yang kosong dan para pendukung banyak yang tidak pakai masker.
Tim sukses Trump ingin mengembalikan elektabilitas Trump yang tergerus akibat isu penanganan Covid-19 dan isu rasisme Black Lives Matter yang mencuat akibat tewasnya warga kulit hitam George Floyd (46) di tangan polisi Minneapolis.
Keputusan Trump mengadakan kampanye di Tulsa juga menuai kritikan tajam karena simbolisme rasial. Daerah itu pernah menjadi lokasi kekerasan rasial berdarah terhadap warga kulit hitam AS 100 tahun lalu.
Trump dianggap berada di spektrum yang berlawanan dari gerakan Black Lives Matter lantaran tak menunjukkan rasa empati terhadap warga kulit hitam dan sempat ingin menurunkan militer untuk membubarkan massa. Untungnya, Pentagon menolak.
"Massa sayap kiri berusaha merusak sejarah kita, menodai monumen-monumen indah kita, merobohkan patung, menghukum dan mempersekusi siapapun yang tidak mengikuti tuntutan mereka akan kontrol yang absolut. Kami tidak akan mengikuti tuntutan mereka," kata Trump.
Elektabilitas Trump tertinggal dari kandidat presiden Partai Demokrat mantan Wapres AS era Barack Obama, Joe Biden. Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos pertengahan Juni ini, elektabilitas Biden lebih tinggi 13% di atas Trump menjelang Pilpres November nanti.
Biden menggunakan "kartu" Covid-19 untuk menyerang Trump. Tak tinggal diam, Trump membalas bahwa naiknya kasus Covid-19 di AS karena meningkatnya tes.
"Dengan semakin banyaknya tes, kita pasti akan menemukan lebih banyak kasus. Jadi saya minta ke orang-orang saya 'tolong pelan-pelan tesnya'," kata Trump.
Sebelumnya, tim kampanye Trump melaporkan enam anggotanya dites positif Covid-19. Namun, beberapa pendukung Trump masih menganggap Covid-19 hanyalah hoax.
"Saya tidak khawatir. Saya pikir ini semua hanya hoax," kata Will Williams, salah satu supporter Trump yang hadir tanpa memakai masker.
Di luar gedung kampanye, sempat terjadi insiden kecil antara pendukung Trump dan demonstran Black Lives Matter. Para demonstran menyoraki pendukung Trump untuk pulang. Seorang demonstran berkulit putih yang mengenakan kaus "I can't breathe" dilaporkan ditahan polisi karena tidak mau dibubarkan. ***Novie Kusdarman