BERITA MALUKU. Provinsi Maluku Utara (Malut) masih kekurangan tenaga kesehatan keliling terutama yang akan ditugaskan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang tersebar di Maluku Utara.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Maluku Utara Riskal Muslim di Ternate, Jumat (30/9/2016), mengatakan saat ini ada 134 Puskesmas yang beroperasi di Maluku Utara.
Namun dari total angka tersebut, menurut dia, baru 60 Puskemas yang memiliki tenaga kesehatan lingkungan. Padahal, keberadaan tenaga kesehatan keliling menjadi salah satu syarat untuk Puskesmas memperoleh akreditasi.
"Ketika kami mencoba menganalisis kebutuhan dan sumber daya tenaga kesehatan lingkugan di Maluku Utara, jumlahnya lebih dari 170 orang khusus untuk memenuhi kebutuhan di Puskesmas," ujar Riskal.
Namun dari total 134 Puskesmas yang ada baru sekitar 60 yang kebagian tenaga kesehatan keliling, sedangkan 74 lainnya masih belum memiliki tenaga kesehatan keliling yang dibutuhkan, lanjutnya.
Oleh karena itu, ia mengatakan pihaknya akan mencoba mendorong agar Dinas Kesehatan di kabupaten/kota di Maluku Utara mau mengisi kebutuhan tenaga kesehatan keliling di sana dengan lulusan tenaga kesehatan keliling dari Politeknik Kesehatan Ternate.
"Semoga mahasiswa kesehatan keliling yang dihasilkan dari Politeknik Kesehatan di sana bisa terserap Puskesmas dan bisa menyebar mengisi kekosongan itu," katanya.
Untuk itu pihaknya juga akan berupaya membantu Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan di kabupaten/kota untuk mulai menyeleksi lulusan Politeknik Kesehatan yang memang benar-benar memiliki kompetensi dapat bekerja sebagai tenaga kesehatan keliling lingkungan di Puskesmas di Maluku Utara.
Sebelumnya, saat membuka lokakarya dan rapat kerja nasional HAKLI di Kuta, Bali, Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Djuwita F Moeloek mengatakan perlunya penambahan sekitar 42.000 tenaga kesehatan untuk disebar ke daerah terpencil di Indonesia.
Tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, sanitasi lingkungan, dan ahli gizi sangat minim untuk daerah pelosok. Ini, menurut Nila, karena banyak lulusan kesehatan belum tertarik mengabdi ke daerah terpencil.
Karena itu, Mankes mengatakan akan langsung mengangkat tenaga kesehatan yang mau ditempatkan di daerah terpencil menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ini sebagai upaya menggugah minat tenaga kesehatan untuk mau mengabdi ke daerah pelosok dan Puskesmas, terutama petugas kesehatan lingkungan yang jumlahnya masih sangat kurang dibandingkan dengan profesi dokter.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Maluku Utara Riskal Muslim di Ternate, Jumat (30/9/2016), mengatakan saat ini ada 134 Puskesmas yang beroperasi di Maluku Utara.
Namun dari total angka tersebut, menurut dia, baru 60 Puskemas yang memiliki tenaga kesehatan lingkungan. Padahal, keberadaan tenaga kesehatan keliling menjadi salah satu syarat untuk Puskesmas memperoleh akreditasi.
"Ketika kami mencoba menganalisis kebutuhan dan sumber daya tenaga kesehatan lingkugan di Maluku Utara, jumlahnya lebih dari 170 orang khusus untuk memenuhi kebutuhan di Puskesmas," ujar Riskal.
Namun dari total 134 Puskesmas yang ada baru sekitar 60 yang kebagian tenaga kesehatan keliling, sedangkan 74 lainnya masih belum memiliki tenaga kesehatan keliling yang dibutuhkan, lanjutnya.
Oleh karena itu, ia mengatakan pihaknya akan mencoba mendorong agar Dinas Kesehatan di kabupaten/kota di Maluku Utara mau mengisi kebutuhan tenaga kesehatan keliling di sana dengan lulusan tenaga kesehatan keliling dari Politeknik Kesehatan Ternate.
"Semoga mahasiswa kesehatan keliling yang dihasilkan dari Politeknik Kesehatan di sana bisa terserap Puskesmas dan bisa menyebar mengisi kekosongan itu," katanya.
Untuk itu pihaknya juga akan berupaya membantu Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan di kabupaten/kota untuk mulai menyeleksi lulusan Politeknik Kesehatan yang memang benar-benar memiliki kompetensi dapat bekerja sebagai tenaga kesehatan keliling lingkungan di Puskesmas di Maluku Utara.
Sebelumnya, saat membuka lokakarya dan rapat kerja nasional HAKLI di Kuta, Bali, Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Djuwita F Moeloek mengatakan perlunya penambahan sekitar 42.000 tenaga kesehatan untuk disebar ke daerah terpencil di Indonesia.
Tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, sanitasi lingkungan, dan ahli gizi sangat minim untuk daerah pelosok. Ini, menurut Nila, karena banyak lulusan kesehatan belum tertarik mengabdi ke daerah terpencil.
Karena itu, Mankes mengatakan akan langsung mengangkat tenaga kesehatan yang mau ditempatkan di daerah terpencil menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ini sebagai upaya menggugah minat tenaga kesehatan untuk mau mengabdi ke daerah pelosok dan Puskesmas, terutama petugas kesehatan lingkungan yang jumlahnya masih sangat kurang dibandingkan dengan profesi dokter.
from Berita Maluku Online http://ift.tt/2cGmUGR
via IFTTT