Keberatan Dengan Besarnya Biaya, 49 Puskesmas di Indramayu Belum Terakreditasi

INDRAMAYU - Dinas Kesehatan setempat mengaku baru akan mendaftarkan enam dari 49 Puskesmas yang ada di Kabupaten Indramayu tahun ini. Hal itu sebagaimana kabupaten Indramayu yang belum memiliki satu pun Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang terakreditasi.

Keberatan Dengan Besarnya Biaya, 49 Puskesmas di Indramayu Belum Terakreditasi
Kepala Dinkes Dedi Rohendi mengatakan pihaknya keberatan dengan biaya akreditasi yang mencapai Rp 100 juta per Puskesmas. "Selain itu, kita selama ini memang belum siap dalam berbagai aspek seperti halnya sarana parasarana hingga Sumber Daya Manusia yang masih kekurangan," katanya Jumat, (28/10/2016).

Selain dinilai dalam hal pelayanan kepada masyarakat, Dedi menyebut sistem administrasi dan manajemen Puskesmas tersebut juga termasuk dalam penilaian. Penilaian menurutnya dilakukan tim independen beranggotakan staff ahli kementrian dan dinas terkait di tingkat pusat dan provinsi.

Dari 49 Puskesmas yang tersebar di 31 kecamatan wilayah Indramayu, Dedi menyebut Puskesmas yang melayani rawat inap sudah ada sebanyak 23 tempat. Selain itu, ia juga mengatakan sebanyak 18 Puskesmas terdapat Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED).

"Itu menunjukkan peningkatan pelayanan. Tapi, kita juga masih kekurangan banyak tenaga kesehatan khususnya dokter," kata Dedi menambahkan. Ia memperkirakan kekurangan untuk dokter umum saja mencapai 98 orang.

Namun, Dedi juga menyalahkan peraturan pemerintah menghambat penambahan tenaga kesehatan tersebut. "Sejak ada PP Nomor 48 Tahun 2012, Surat Keputusan Kepala Dinas tidak bisa lagi mengangkat pegawai. Sekarang hanya lewat pengangkatan Pegawai Negeri Sipil yang diusulkan Badan Kepegawaian Daerah," katanya.

Dokter yang tertugas di satu Puskesmas setidaknya berjumlah tiga atau dua orang. Sementara kondisinya saat ini diakui masih ada Puskesmas yang hanya memiliki seorang dokter. Dedi membandingkan kondisi saat ini sebenarnya mengalami peningkatan dari pada lima tahun lalu.

Saat itu, Dedi menyebut sampai ada 12 Puskesmas yang tidak ada dokternya. Masyarakat pun terpaksa dilayani oleh perawat saja. "Masyarakat tetap dilayani. Tapi kekurangan dokter ini berdampak pada kualitas pelayanannya," katanya menegaskan.

Selain dokter, Dedi menyebut tenaga kesehatan lain juga dianggap belum cukup. Kekurangan di antaranya terjadi pada posisi perawat yang seharusnya berjumlah paling sedikit tiga orang, tapi di beberapa Puskesmas jumlahnya justru kurang dari itu."Dokter umumnya saja kita kekurangan apalagi dokter spesialis kita sangat kekurangan," kata Dedi.

Ia menyebut salah satunya adalah dokter gigi. Jumlah dokter gigi di seluruh Puskesmas wilayah Indramayu diketahui hanya sebanyak 17 orang. Alhasil pelayanan kesehatan gigi dilakukan oleh perawat gigi saja." Bahkan jumlah apoteker di Indramayu ini baru seorang, harusnya minimal ada 49 orang masing-masing seorang di setiap Puskesmas," katanya menambahkan.

Jumlah yang mencukupi menurut Dedi hanya pada tenaga bidan meskipun dokter kebidanan yang ada masih sebanyak lima orang. Pelayanan yang belum optimal di Puskesmas itu dikeluhkan salah seorang warga Kecamatan Indramayu, Wahyu. Karena tidak mendapat pelayanan yang memuaskan, ia pun mengaku enggan berobat kembali ke puskesmas.

Wahyu mengaku pernah membawa anaknya yang sakit berobat ke salah satu puskesmas yang ada di Kecamatan Indramayu. Namun, ia merasa dokter yang memeriksa kondisi kesehatan anaknya bersikap tak simpatik dan tak ramah. "Sekarang saya tak mau lagi berobat ke puskesmas," katanya menegaskan. (PR/WD)

Subscribe to receive free email updates: