Ekspedisi Onthel Tempuh Ribuan Kilometer, dari Anyer Hingga Panarukan

Ekspedisi Onthel Tempuh Ribuan Kilometer, dari Anyer Hingga PanarukanINDRAMAYU - Menelusuri rute jalan peninggalan jaman penjajahan Belanda dengan mengusung tema Ekspedisi Napak Tilas Ngonthel Anyer-Panarukan, Puluhan onthelis yang tergabung dalam Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) melakukan napak tilas dari Anyer Propinsi Banten hingga Panarukan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur dengan jarak tempuh diantara kedua wilayah itu sepanjang 1.150 kilometer, Senin (31/11/2016)

Puluhan onthelis tersebut bertolak dari Anyer pada Jumat (28/10/2016) kemarin, dan tiba di titik nol kilometer Kabupaten Indramayu, pada Senin (31/11/2016) sekira pukul 15.00 WIB. Rencananya rombongan ini menginap semalam di kota Indramayu setelah menikmati wisata dan tempat bersejarah yang ada di Kota Mangga ini.

Menurut Ketua Kosti Sidoarjo, Ari Bayashi, ekspedisi yang dijadwalkan mulai 28 Oktober kemarin dan selesai pada 10 November diikuti tim sebanyak 20 onthelis bersama 7 onthelis delegasi.

" Kami berangkat di Hari Sumpah Pemuda, dan sampai di tujuan tepat di Hari Pahlawan. Di Panarukan kita akan mengikuti upacara Hari Pahlawan bersama masyarakat Kabupaten Situbondo," jelasnya.

Menurutnya, Indramayu merupakan etape ke-3 dengan jarak tempuh seluruhnya mencapai 1.150 kilometer, Sedangkan ruas jalan yang dilalui merupakan jalur di pantai utara (pantura) Jawa dan memiliki sejarah penting bagi bangsa Indonesia yakni dibangun pada era Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels yang ke-36 yang memerintah antara tahun 1808 sampai dengan 1811.

Dikatakannya, Jalur pantura adalah proyek ambisius Daendels yang menelan ribuan korban, adapun salah satu peninggalan penjajah Belanda yang masih bisa dirasakan hingga saat ini, yakni pembangunan jalan pantura yang adalah proyek monumental Daendels, namun harus dibayar mahal dengan banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia, karena dikerjakan secara paksa tanpa imbalan (kerja rodi), dan diketahui ribuan penduduk Indonesia pun meninggal dalam kerja paksa tersebut.

"Kami bersama teman onthelis menggagas untuk melakukan ekspedisi di jalur ambisius Daendels. Napak tilas ini dalam rangka mengenang jasa para pahlawan yang gugur pada jaman penjajahan," ucap Ari.

Sementara Ketua Kosti Indramayu, H. Helmi Setiawan Tarmiji didampingi pembina Kosti H. Satori Thomas mengharapkan ekspedisi yang dilakukan oleh teman-teman onthelis tersebut tidak hanya memperlihatkan sepeda-sepeda tua kepada masyarakat di sepanjang jalan yang dilaluinya.

" Termasuk saling bersilaturahmi sesama rekan onthelis. Tujuan dari napak tilas sendiri mengenali sejarah serta mengenang jasa para pahlawan, " ucapnya.

Selain itu, H. Satori Thomas mengharapkan ekspedisi yang dilakukan onthelis tersebut bertujuan lebih pada rasa kekompakan dan persatuan kesatuan. Karena menurutnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati.

Subscribe to receive free email updates: