PERDANA: Mulai kemarin petugas lapas membuka stand di depan Lapas Kelas 2A Jember yang termasuk dalam area car free day. |
JEMBER – Semenjak beberapa tahun terakhir, pemerintah terus berupaya berbenah memperbaiki pola pengelolaan lembaga pemasyarakatan (lapas). Tidak sekadar tempat narapidana menjalani hukuman badan, lapas juga berfungsi memberikan bekal kepada para narapidana untuk memiliki keterampilan dan sikap agar siap kembali ke masyarakat sebagai pribadi baru.
Seperti yang dilakukan petugas Lapas Kelas 2A Jember, yang terus memberikan pembinaan berupa pembuatan kerajinan tangan. "Ini adalah hasil karya warga binaan kami. Sebenarnya ada banyak, cuma karena persiapan mepet, jadi hanya sebagian saja yang kami jual di sini," ujar Muhammad Rono, kepala Sub Seksi Bimbingan Kerja, Lapas Kelas 2A Jember, yang ditemui Jawa Pos Radar Jember di stand.
Mulai kemarin (26/02), Lapas Kelas 2A Jember setiap Minggu pagi akan selalu membuka stan yang menjual berbagai karya para warga binaan. Stan tersebut di buka di depan Lapas, yang termasuk ke dalam area hari bebas kendaraan bermotor atau Car Free Day (CFD).
Ada puluhan karya kerajinan, berupa acrylic yang dijual mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 200 ribu. Hasil penjualan nantinya akan diputar untuk membiayai kegiatan pembinaan warga lapas. "Sebenarnya, pembinaan dengan pemberian keterampilan kepada warga binaan tidak semata kerajinan seperti ini. Kami juga ada pelatihan membuat kue maupun budidaya ikan lele," jelas Rono.
Menurut Rono, sebagian penghuni lapas ada yang memang memiliki keterampilan berkarya. Selain itu, petugas lapas ada yang memberikan keterampilan khusus. Diharapkan, melalui program ini, warga binaan bisa menjadi wirausahawan sehingga bisa berkarya usai menjalani hukuman pidana di lapas. "Ada beberapa mantan warga binaan kami, yang setelah keluar bisa sukses menjadi pengusaha. Hal seperti ini yang kami harapkan bisa diperbanyak," pungkas Rono. (ad/c1/har/jawapos.com)
Sumber : http://ift.tt/2mxU41A