Arsitektur Ekologis Sulit Diterapkan,Green Papua Diskusi

Ketika Pemateri Elia Agapa Mahasiswa ITN Malang Menekuni Jurusan Arsitektur Menjelaskan Materinya Kepada Peserta Diskusi Arsiktertur Ekoloogis Foto : Green Papua/KM                
MALANG,JATIM KABAR MAPEGAA.COM -- Arsitektur punya peran heroik dalam pembentukan kota.artinya, pembangunan harus mengacu pada sebuah kota yang tertata dan pembagunan berwawasan terhadap lingkungan sehingga,komunitas Green Papua bersama Mahasiswa Papua menggelar diskusi terbuka "Arsitektur Ekologis" di Kontrakan Moyabi Malang,Jawa timur ,Senin (10/4/2017).

Dalam Diskusi terbuka Arsitektur Ekologis kali ini dipaparkan materinya salah satu Mahasiswa yang menekuni bidang Arsitektur di Kampus Intitut Teknologi Malang.
 
Mahasiswa ITN Malang Elia Agapa dalam materinya menjelaskan,tidak mudah untuk menerapkan arsitektur ekologis termasuk di daerah papua. seperti diketahui, di papua  membangun suatu gedung tidak berwawasan lingkungan.

Menurut, Elia Agapa, contoh nyata yang terjadi di provinsi papua sulitnya penerapan tata ruang hijau (THR) sehingga keindahan kota pun tak nampak.

 "Mestinya Pemerintah Papua membuka ruang terbuka hijau (THR).kata dia,dengan membuka THR Masyarakat bisa menghirup udara yang segar ,"Ujarnya Elia Agapa. 

Dengan demikian, tambah dia, apapun yang arsitek lakukan sebetulnya tidak memberikan dampak yang begitu signifikan.namun,saat ini pemerintah papua belum di fungsikan tata ruang hijau (RTH) sehingga keindahan tata kota tidak nampak begitu indah.

Agapa melanjutkan, kalau di papua arsitektur ekologis sendiri dibangun dengan prinsip yang berkesesuaian dengan lingkungan hidup maka,keiindahan pun akan terwujud.

Dalam diskusinya mahasiswa papua mengayangkan,pembagunan gedung di  papua bermotif budaya luar.

Salah satu Martinus Pigome peserta diskusi mengatakan,pemerintah papua membangun gedung dengan dengan motif budaya laur maka,budaya papua tidak lama akan punah.

ia pun mencontohkan,di kabupaten Dogiyai semua kantor arsitekturnya bermotif tongkongan.
Sementara itu,Alex Giyai mengukapkan,selain arsitektur perlu juga penanggangan sampah untuk menghindari banjir.menurutnya,tak ada  penangagan sampah akan efek terhadap lingkungan sekitarnya.

"Pemerintah jangan perhatikan hanya arsiteknya tapi,perlu juga penanganan sampah untuk menghindari banjir," Ungkapnya Lelaki Asal Deiyai. 

Ketua Komunitas Green Papua Yohanes Giyai mengatakan,diskusi Arsitektur Ekologis ini sangat penting.banyak program yang akan jalankan untuk menangkat maslah lingkungan.

"Kami Green Papua mengadakan diskusi terbuka dua minggu sekali.ia pun,berharap seluruh mahasiswa asal papua kota study malang berpartipasi.

"Tujuaan utama kami diskusi adalah untuk menyelamatkan tanah papua dan kekayaanya,"ucapnya.

Sejauh pantauan media ini diskusi terbuka di mulai pukul 18.00 hingga berakhir 20.00 WIB dihadiri puluhan Mahasiswa Papua yang mengenam ilmu kota study Apel Malang  (Admin/KM)


 

Subscribe to receive free email updates: