BERITA MALUKU. Satuan tugas (Satgas) Yonif 726/Tamalatea yang bertugas melakukan pengamanan daerah rawan di Maluku Utara (Malut) menarik senjata api yang masih dimiliki masyarakat pascakonflik.
"Selain sebagai perbantuan kekuatan TNI dalam menjaga situasi wilayah, satgas ini juga menjalankan fungsi pembinaan dan penggalangan teritorial," kata Danrem 152/Babullah Kolonel Inf Sachono di Ternate, Kamis (6/4/2017).
Menurut dia, Satgas Yonif 726/Tamalatea yang menggantikan Yon Armed 12/Kostrad sejak 23 November 2016 memiliki Markas Komando Taktis di wilayah Toboko, Kota Ternate.
Dengan bantuan dari pos-pos yang tersebar di Maluku Utara, satgas tersebut telah menarik senjata api baik organik maupun rakitan yang dimiliki oleh masyarakat.
Pada 4 April 2017, ditarik satu pucuk Senjata Mesin Berat (SMB) jenis Browning Machine Sun Cal. 50 mm dengan kode registrasi U.S 315639 produksi Amerika Serikat.
Senjata itu ditarik dari masyarakat Desa Popilo, Kecamatan Tobelo Halmahera Utara oleh personel Satgas yang dipimpin Kapten Inf Irfan Nasir (Komandan SSK IV Mede).
Selain itu, juga ditarik tujuh senjata api organik berbagai jenis antara lain senapan laras panjang Garrand, Arizakan dan Springfield M 1903 serta 132 senjata api berbagai jenis, 10 Pucuk bahan peledak jenis Boby Trap dan rakitan, 609 Butir munisi berbagai kaliber, satu buah magazen senapan M16 serta dua pucuk laras rakitan.
Wakil Komandan Satgas Yonif 726/Tml Kapten Inf Ary Eko P mengakui, penarikan berbagai senjata itu merupakan kerja keras seluruh Personel satgas di lapangan yang senantiasa berusaha mendekatkan diri dengan masyarakat khususnya di sekitar wilayah pos masing-masing.
"Dengan pendekatan secara kekeluargaan serta pemberian pemahaman tentang bahaya maupun ancaman hukuman bila menguasai senjata api ilegal, juga pemberian jaminan rasa aman, masyarakat pun sukarela menyerahkan senjata api organik maupun rakitan kepada personel satgas," katanya.
"Selain sebagai perbantuan kekuatan TNI dalam menjaga situasi wilayah, satgas ini juga menjalankan fungsi pembinaan dan penggalangan teritorial," kata Danrem 152/Babullah Kolonel Inf Sachono di Ternate, Kamis (6/4/2017).
Menurut dia, Satgas Yonif 726/Tamalatea yang menggantikan Yon Armed 12/Kostrad sejak 23 November 2016 memiliki Markas Komando Taktis di wilayah Toboko, Kota Ternate.
Dengan bantuan dari pos-pos yang tersebar di Maluku Utara, satgas tersebut telah menarik senjata api baik organik maupun rakitan yang dimiliki oleh masyarakat.
Pada 4 April 2017, ditarik satu pucuk Senjata Mesin Berat (SMB) jenis Browning Machine Sun Cal. 50 mm dengan kode registrasi U.S 315639 produksi Amerika Serikat.
Senjata itu ditarik dari masyarakat Desa Popilo, Kecamatan Tobelo Halmahera Utara oleh personel Satgas yang dipimpin Kapten Inf Irfan Nasir (Komandan SSK IV Mede).
Selain itu, juga ditarik tujuh senjata api organik berbagai jenis antara lain senapan laras panjang Garrand, Arizakan dan Springfield M 1903 serta 132 senjata api berbagai jenis, 10 Pucuk bahan peledak jenis Boby Trap dan rakitan, 609 Butir munisi berbagai kaliber, satu buah magazen senapan M16 serta dua pucuk laras rakitan.
Wakil Komandan Satgas Yonif 726/Tml Kapten Inf Ary Eko P mengakui, penarikan berbagai senjata itu merupakan kerja keras seluruh Personel satgas di lapangan yang senantiasa berusaha mendekatkan diri dengan masyarakat khususnya di sekitar wilayah pos masing-masing.
"Dengan pendekatan secara kekeluargaan serta pemberian pemahaman tentang bahaya maupun ancaman hukuman bila menguasai senjata api ilegal, juga pemberian jaminan rasa aman, masyarakat pun sukarela menyerahkan senjata api organik maupun rakitan kepada personel satgas," katanya.
from Berita Maluku Online http://ift.tt/2oHG1dN
via IFTTT