Terus Lestarikan Budaya Turun Temurun

Penulis : Dimaz Akbar
Jum'at 01 Desember  2017

Probolinggo,kraksaanonline.com -Sesuai tagline Wonomerto Bangkit, Pemerintah Kecamatan Wonomerto terus berupaya untuk melestarikan budaya asli masyarakat yang sudah turun temurun. Salah satunya adalah budaya dereh (merpati) getakan.

Hal tersebut ditegaskan oleh Camat Wonomerto Taufik Alami. Menurutnya, Kecamatan Wonomerto terdiri dari 11 desa dan termasuk dalam daerah dataran menengah. Struktur alamnya masuk geografis daerah perbukitan.

"Dari 11 desa itu, masyarakat di Desa Wonorejo, Sumberkare dan Jrebeng menggeluti usaha sektor pertanian, bidang peternakan. Salah satunya adalah usaha ternak merpati. Sehingga tidak mengherankan jika di 4 desa tersebut terkenal dengan budaya Dereh Getakan," katanya.

Taufik menerangkan dari 11 desa ini mempunyai kelompok pecinta atau komunitas burung merpati (dereh) getakan. Dari setiap acara selamatan desa atau peringatan hari besar nasional, selalu ada festival merpati getakan.

Budaya dereh getakan ini sudah mendarah daging bagi masyarakat Kecamatan Wonomerto. "Bahkan setiap bulan ada arisan yang dilaksanakan oleh paguyuban. Jadi bisa setiap pertemuan sampai 200 sangkar. Dimana setiap sangkarnya berisi 15-30 ekor merpati," terangnya.

Demi melestarikan budaya asli Kecamatan Wonomerto tersebut jelas Taufik, pihaknya pernah mengadakan Festival Dereh Getakan dengan memperebutkan Piala Bupati Probolinggo di Desa Pohsangit Ngisor.

Tidak hanya budaya, tetapi juga bisa menyentuh aspek ekonomi. Karena jagung kecil-kecil juga laris untuk pakan burung merpati. "Termasuk juga semakin banyak usaha untuk rumah makan untuk merpati yang sudah afkir," tegasnya.

Menurut Taufik kegiatan dereh getakan ini bisa digunakan untuk kesibukan mengisi waktu senggang sehingga tidak sampai terpengaruh oleh perbuatan yang negatif. Sekaligus demi mengurangi tindakan kriminal melalui budaya tersebut. Setidaknya bisa mengingatkan kembali budaya lokal yang tidak tersentuh selama ini.

"Dereh getakan ini merupakan salah satu jati diri budaya lokal. Jati diri bangsa dengan tetap mempertahankan kearifan lokal. Oleh karena itu, jangan sampai jati diri ini punah dan hilang. Terlebih tradisi dereh getakan ini merupakan budaya yang sangat positif,"  pungkasnya. (maz)

//

Subscribe to receive free email updates: