Agus Yudhoyono AHY |
Jakarta, Info Breaking News - Alvara Research Center merilis hasil survei terbaru yang menunjukkkan tiga tokoh dengan latar belakang berbeda layak menjadi calon wakil presiden (Cawapres) untuk mendampingi Joko Widodo (Jokowi) dalam ajang pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Adapun ketiga tokoh yang dimaksud, yaitu, Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmatyo, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, dan Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Survei yang dilakukan Alvara Research Center sendiri, melibatkan 2.203 responden terpilih yang dilakukan melalui metode wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Survei dilaksanakan dari tanggal 17 Januari hingga 7 Februari 2018.
Metode survei yang digunakan adalah multi-stage random sampling, dengan margin of error sebesar 2 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel diambil di seluruh provinsi di Indonesia, dengan jumlah sampel tiap provinsi proporsional terhadap jumlah penduduk sesuai data BPS.
"Ada tiga figur yang publik nilai layak jadi cawapres Jokowi, yakni Gatot mewakili militer, Cak Imim representasi religius atau Islam dan AHY representasi kalangan muda," ujar CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, saat presentasi hasil survei di Oria Hotel, Menteng, Jumat (23/2).
Ali mengatakan, sebanyak 61,9 persen publik setuju Gatot menjadi cawapres Jokowi, disusul oleh Cak Imin didukung 59,6 persen dan AHY didukung 55,5 persen. Hal ini sesuai dengan keinginan publik agar presiden dan wakil presiden di pemilu 2019 harus kombinasi sipil-militer (93,2 persen), kemudian nasionalis-islam (89,9 persen) dan usia tua-usia muda (84,7 persen).
"Jadi, pilihannya memang tergantung pada Pak Jokowi, apakah mau memilih cawapres dari kalangan militer, Islam atau kalangan muda. Jika dipasangkan salah satu dari tiga kandidat itu, Jokowi selalu unggul dari saingannya," tandas dia.
Sementara, untuk sosok pesaing Jokowi, Prabowo Subianto, publik setuju yang menjadi cawapres adalah Anies Baswedan (60,0 persen), Cak Imin (59,4 persen), dan AHY (56,3 persen).
"Hasil simulasi pasangan menunjukan, lawan potensial Jokowi adalah Prabowo Subianto, dengan cawapres Anies Baswedan," ungkap Ali.
Ali mengatakan, sosok yang menjadi pendamping Jokowi maupun kandidat capres lainnya, tergantung pada tiga isu yang akan sangat mewarnai wajah politik Indonesia ke depan. Pertama, kata dia, populisme barbasis agama.
"Pertarungan antara kelompok nasionalis dan islamis politik akan tetap mewarnai dan mendominasi wacana dalam memperebutkan potensi suara pemilih," jelas dia.
Kedua, persoalan ekonomi. Tidak bisa dipungkuri bahwa kinerja ekonomi pemerintah Jokowi-JK tidak terlalu menjanjikan. Dalam konteks ini, menurut dia, tidak menutup kemungkinan Jokowi menggandeng cawapres dari kalangan ekonom.
"Ketiga, pemilih milennial atau pemilih muda karena jumlah pemilih dalam pemilu 2019 akan didominasi oleh generasi milennial," pungkasnya.*** Nadya.