Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto |
Jakarta, Info Breaking News – Sebanyak 14 purnawirawan TNI yang bergabung dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan siap memenangkan PDIP dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Pada Pemilu 2019. Mereka ingin Jokowi terus melanjutkan pembangunan yang sudah terbukti nyata pada periode kedua nanti.
Kesiapan para purnawirawan TNI itu disampaikan saat acara "Pembekalan Bacaleg Purnawirawan TNI" di kantor DPP PDIP Jalan Diponegoro 58, Jakarta, Rabu (1/8). Mereka yang hadir adalah Marsda (Purn) Yan Manggesa, Laksda (Purn) Yuhastihar, Mayjen (Purn) Ch H Sidabutar, Mayjen (Purn) Bambang Haryanto, Marsda (Purn) Benedictus Widjanarko, Marsma (Purn) Johanes Urip Utomo, Marsda (Purn) Warsono, Kolonel (Purn) Hargo Yuwono, Mayjen (Purn) Sakkan Tampubolon, Kolonel (Purn) Agus Zulkarnain, Brigjen (Purn) Syukran Hambali, Mayjen (Purn) Sturman Pandjaitan, Kolonel (Purn) Sanius Abastari, dan Kolonel (Purn) S Marzuki.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengapresiasi kesiapan para purnawirawan TNI yang tidak diragukan lagi komitmennya terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan kebinekaan Indonesia. "Lebih dari itu, kita sangat mengapresiasi kesiapan para purnawirawan TNI. Mereka adalah para patriot bangsa, yang nasionalismenya tidak perlu diragukan dan senapas dengan PDIP," kata Hasto.
Dalam kesempatan itu, Hasto menegaskan, PDIP adalah partai ideologis Pancasila. "Kami meneladani ide, gagasan, cita-cita, dan perjuangan Bung Karno. Beliau yang mencanangkan pembentukan Badan Keamanan Rakyat pada 23 Agustus 1945 sebagai cikal bakal ABRI yang kemudian menjadi TNI yang kita peringati setiap 5 Oktober," ujar Hasto.
Dikatakan, TNI adalah kekuatan pertahanan dan penjaga kedaulatan NKRI yang harus terus diperkuat agar semakin disegani seperti era 1960-an. "Saat itu angkatan bersenjata Indonesia terkuat di negara-negara belahan bumi selatan, di bawah garus katulistiwa," ujarnya.
Hasto mengatakan, pembentukan "angkatan bersenjata" tak lepas dari dialektika pemikiran Bung Karno dalam pidato "Indonesia Menggugat" pada 1930 bahwa Indonesia akan merdeka ketika Pasifik membara karena Perang Dunia.
"Maka, Bung Karno memilih untuk bekerja sama dengan Jepang dan kemudian membentuk Pembela Tanah Air (Peta) sebagai cikal bakal ABRI, yang merupakan integrasi dari seluruh kekuatan bersenjata Indonesia, mengingat revolusi fisik saat itu menghadirkan banyak laskar rakyat sebagai pembentuk jati diri TNI yang berasal dari rakyat," ujar Hasto.
Dia juga menegaskan, PDIP selalu konsisten untuk mendorong netralitas TNI. "Yang namanya TNI dan Polri aktif tidak boleh berpolitik dalam negara," kata Hasto kepada para purnawirawan yang kini mulai berpolitik.
Soal netralitas, kata Hasto, juga didukung oleh pandangan PDIP bahwa TNI adalah alat negara. Itu juga yang membuat Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak pernah memandang latar belakang identitas ketika memilih pejabat TNI. Dengan bergabungnya para purnawirawan TNI dan Polri tersebut maka konfigurasi caleg PDIP semakin menunjukkan jati diri sebagai "Rumah Kebangsaan Indonesia Raya".*** Mil.