Universitas Muslim Indonesia (UMI) Terbesar di Indonesia Setara Dengan Universitas Kaliber Dunia

Jakarta, Info Breaking News – Berdiri teguh sejak 23 Juni 1954 silam, Universitas Muslim Indonesia (UMI) kini tengah merayakan HUT-nya yang ke-65.

Pertambahan usia ini tentu datang dibarengi dengan harapan-harapan baru, terlebih berhubungan dengan peningkatan kualitas, kedewasaan dalam berkarya serta komitmen yang kuat demi perubahan yang membawa kemajuan.

Sejak awal berdiri, UMI perlahan tetapi pasti berhasil menempatkan dirinya menjadi salah satu universitas bergengsi di Indonesia. Prestasi demi prestasi berhasil diraih dengan tujuan untuk meraih gelar World Class University. Merupakan Perguiruan Tinggi Swasta berkaliber skala dunia.

Tak mau besar kepala, keberhasilan UMI sejauh ini seperti disampaikan oleh Rektor UMI, Prof. Dr. H. Basri Modding, SE, MSI tak terlepas dari peran semua civitas akademika UMI. Ia pun berharap milad ke-65 ini dapat dijadikan sebagai momentum untuk merefleksikan serta memperbaiki diri dan mengukur langkah ke depan.

Tak terbantahkan jika saat ini para alumnus UMI telah menjadi pejabat tinggi dihampir semua Kementerian, bahkan salah satunya adalah Prof. Dr. Abdul Latif, SH, MH, adalah  alumnus UMI yang berkarier cemerlang sebagai salah satu hakim agung tindak pidana korupsi di Mahkamah Agung.

"Selain berkarier di Pusat, Prof. Latif yang sebelumnya selama 30 tahun mengabdikan dirinya dan keilmuannya sebagai dosen di UMI, kini juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina UMI dan sebagai Dosen Yayasan." ungkap Basri kepada Info Breaking News, belum lama ini di Surabaya.

Prof. Dr. Abdul Latif, SH, MH, Alumnus UMI yang kini berkiprah sebagai Hakim Agung Adhock Tipkor MA
Yang menjadi ikon Universitas bergensi setara Oxvord University, pihak rektorat UMI memiliki komponen pendukung terlaksananya sistem pengelolaan mutu pendidikan tinggi yang baik dan berkualitas di UMI, diantaranya para odsen pengajar dan tenaga kependidikan (karyawan) yang secara berkala mendapatkan jenjang karier sejalan dengan kesempatan study yang diberikan . 

Kondisi inilah yang menjadikan UMI kini memiliki 484 tenaga pendidikan, dimana masing-masing dari mereka merupakan orang-orang berkualitas baik dalam pengetahuan maupun kinerja pelayanan. Berbagai pelatihan diberikan, antara lain pelayanan  berbasis karakter termasuk peningkatan kapasitas karyawan untuk mendorong peningkatan kinerja dan pelayanan prima dengan pelatihan peningkatan kompetensi, pengetahuan, dan keterampilan baik yang dilaksanakan UMI maupun di luar UMI. Untuk menyiapkan karyawan UMI memasuki masa pensiun maka sebelumnya mereka diberikan Bimtek kewirausahaan. 

"Selanjutnya, per Tahun Akademik 2018/2019 UMI menampung sebanyak 22.928 orang mahasiswa. Sedangkan alumninya berjumlah 100.675 orang." kata Basri.

Membangun SDM yang berkualitas merupakan salah satu tujuan UMI. Untuk itu, UMI pun membuka kerja sama berbagai pihak dari dalam maupun  luar negeri yang diharapkan dapat menjadi pemicu dan pemacu peningkatan kualitas SDM,  di samping internasionalisasi institusi.

Tak hanya itu, UMI juga memberi kesempatan bagi para tenaga pengajarnya untuk mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi sehingga mereka dapat menghasilkan lulusan yang tak hanya menjadi "supporter" perubahan, namun juga "driver" untuk memfasilitasi perubahan.

UMI juga sangat aktif dalam merangkul para alumninya dengan mengundang mereka sebagai narasumber dalam stadium general, seminar dan lokakarya kurikulum. Seluruh kegiatan alumni berada di bawah naungan IKA UMI. Setiap tahun alumni melakukan kegiatan temu alumni dari masing-masing pengurus IKA Fakultas dengan melibatkan berbagai stakeholder yang juga merupakan mitra sehingga terjalin komunikasi dan pengembangan jejering antara sivitas akademika UMI dengan berbagai stakeholder seperti Pemerintah dan pemerintah daerah, swasta, BUMN dan lembaga internasional seperti Konsulat Jendral Australia, AMDA (Asian Medical Doctor Association), FIMA (Federation International Medical Association). Selain itu, pengembangan jejaring juga digunakan untuk informasi lowongan pekerjaan yang diumumkan diuniversitas melalui website resminya.
Unggul Dalam Penelitian

Sebagai salah satu Perguruan Tinggi top Indonesia, UMI juga unggul dalam bidanhg penelitian, Tahun ini, UMI kembali terpilih sebagai peringkat pertama penerima dana penelitian sebesar Rp 7,7 miliar dalam lingkup LLDikti Wilayah IX Sulawesi.

Selain menambah jumlah dana penelitian dan fasilitas penelitian untuk para dosen dan mahasiwa, UMI juga berkomitmen untuk meningkatkan iklim penelitian yang kondusif dan pengintegrasian antara roadmap dan pilar dalam Rencana Induk Penelitian UMI.

Sistem pendanaannya sendiri bersumber dari dana internal dan pendanaan eksternal,  baik melalui Dana Desentralisasi Penelitian dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM)  Dikti, Dana Penelitian Kompetitif DRPM DIKTI, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, LIPI, BUMN, Instansi Swasta dan dana penelitian dari partner kerjasama Luar negeri.

UMI juga tak lelah mendorong dan memfasilitasi para dosen/peneliti untuk mengembangkan jaringan penelitian, baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Kerjasama penelitian dengan partner penelitian memberi manfaat positif, baik bagi kedua peneliti dari kedua belah pihak maupun para mahasiswa.
"Pengembangan penelitian kerjasama dengan instansi atau industri di dalam negeri menjadikan hasil-hasil penelitian bisa diterapkan secara langsung di masyarakat. Pengembangan penelitian kerjasama dengan instansi atau institusi di luar negeri ini diharap bisa memacu kualitas peneliti UMI untuk menghasilkan penelitian berkualitas dunia," tutur Basri.
Salah satu program paling bergengsi yang pernah dijalankan oleh UMI dalam bidang penelitian ialah program kerjasama antara UMI dengan USMB Perancis bagian dari International Research Internship untuk tahun ke tiga, tahun 2019 dimana mahasiswa UMI bekerja sama dengan dua mahasiswa dari Universite Savoie Mont Blanc Perancis yang merupakan peserta International Research Internship Fakultas Teknologi Industri UMI (IRI FTI UMI) yaitu Leonie Reix dan Quentin Rigaux.
Hal ini memberi suasana postif bagi peneliti untuk dapat menghasilkan luaran publikasi berkualitas dan menambah jaringan kerjasama dalam kesetaraan. Mahasiswa juga memperoleh manfaat dalam meningkatkan bahasa Inggris, memahami etos kerja penelitian, professional dan meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan publikasi berkualitas. *** Emil Simatupang.

Subscribe to receive free email updates: