Kerusakan salah satu rumah warga akibat gempa Banten. Foto: Istimewa |
"Dapat kami himpun kerugian materil rumah berjumlah 139 unit, masjid empat unit, gor satu unit, korban jiwa meninggal dunia satu bukan karena gempa tapi sakit jantung," kata Kabid Humas Polda Banten, Sabtu (3/8/2019).
Edy menyatakan warga yang meninggal dunia karena serangan jantung itu tetap masuk dalam laporan dampak gempa. Meskipun, sambung Edy, warga tersebut bukan meninggal karena tertimpa bangunan.
"Karena suasana gempa tapi dia meninggalnya bukan tertimpa karena gempa," ujar Edy.
Sedangkan jumlah korban yang mengalami luka ringan berjumlah satu orang.
Gempa M 6,9 sebelumnya mengguncang Banten, Jumat (2/8) malam kemarin. Gempa juga disertai peringatan potensi tsunami.
Peringatan dini potensi tsunami kemudian diakhiri. Peringatan tersebut diakhiri setelah menunggu 2 jam dari waktu perkiraan terakhir, yaitu pukul 19.35 WIB.
Dampak Gempa Terhadap Gunung Anak Krakatau.
Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi atau PVMBG, menyebutkan bahwa gempa bumi magnitudo 7,4 yang mengguncang wilayah Sumur, Banten, sejauh ini belum berpengaruh terhadap kondisi Anak Gunung Krakatau.
"Sejauh ini tidak berpengaruh terhadap aktivitas gunung api di sekitarnya, termasuk Gunung Anak Krakatau," kata Kepala PVMBG, Kasbani.
Kasbani kembali memastikan bahwa Anak Gunung Krakatau dalam kondisi aman, meskipun sempat ada guncangan gempa di wikayal Banten. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 104.58° BT dan 7.54° LS, pada kedalaman 10 kilometer, berjarak 137 kilometer barat daya Sumur, Banten, pada pukul 19.03.21 WIB.
(**)