Ibu-ibu saat demo di India |
Jakarta, Info Breaking News - Seorang dokter hewan di Telangana, Hyderabad, Priyanka Reddy (27), diperkosa secara massal dan kemudian dibunuh serta dibakar. Kasus Pemerkosaan dan pembunuhan makin marak dan sadis sehingga menuai kemarahan publik di India.
Kepolisian di Rajasthan, tak lama kemudian menangkap seorang pria yang diduga sebagai pelaku pemerkosaan dan pembunuhan bocah perempuan enam tahun. Bocah malang tersebut dibunuh dengan cara dicekik menggunakan ikat pinggang seragam sekolahnya setelah diperkosa. Jasadnya kemudian dibuang di semak-semak.
Kasus pemerkosaan di India kerap terjadi. Pemerkosaan dan pembunuhan sadis pada 2012 lalu juga menarik perhatian internasional. Mengapa kasus pemerkosaan di India terus terjadi dan semakin mengerikan?
Soutik Biswas seorang koresponden BBC di India menulis artikel tahun lalu, kemungkinan salah satu penyebabnya maraknya kasus pemerkosaan karena tingginya ketidakseimbangan rasio jenis kelamin - terutama karena aborsi pemilihan jenis kelamin ilegal. Artinya, negara ini penuh dengan laki-laki.
Ada 112 anak laki-laki lahir untuk setiap 100 anak perempuan, yang bertentangan dengan rasio jenis kelamin alami dari 105 anak laki-laki untuk setiap 100 anak perempuan. Preferensi untuk anak laki-laki berarti bahwa lebih dari 63 juta perempuan secara statistik "hilang". Banyak yang percaya rasio miring tersebut dapat berkontribusi terhadap peningkatan kejahatan terhadap perempuan. Demikian dilansir dari BBC, Selasa (3/12)
Perdana Menteri India, Narendra Modi mencuit bahwa setiap anak perempuan akan mendapat keadilan. (Anggota parlemen dari partainya sendiri dituduh melakukan pemerkosaan, dan mendukung orang-orang yang dituduh melakukan pemerkosaan, dan dan sanksi hanya dijatuhkan setelah kecaman publik yang meluas).
Politikus lain belum melakukan hal apapun atas maraknya kasus pemerkosaan. Ketika tiga orang dihukum pada tahun 2014 karena pemerkosaan massal seorang jurnalis, Mulayam Singh Yadav, pemimpin Partai regional Samajwadi mengatakan: "Anak laki-laki membuat kesalahan. Mereka seharusnya tidak digantung atas kesalahannya. Kami tidak akan mengubah undang-undang anti-pemerkosaan."
Dan para perempuan India harus mendamaikan diri dengan kenyataan: Anda harus menyelamatkan diri sendiri - berpakaian dengan benar, tidak keluar tanpa diminta atau hanya tinggal di rumah - atau tetap tidak selamat.
Jumlah anak-anak yang menjadi sasaran pemerkosaan juga meningkat. Catatan kejahatan India menunjukkan pemerkosaan anak-anak yang dilaporkan meningkat lebih dari dua kali lipat antara 2012 dan 2016.
Lebih dari 40 persen korban perempuan di negara itu adalah anak-anak kecil. Namun, data itu ada hubungannya dengan peningkatan dan pelaporan yang lebih baik oleh polisi dan media, dan memperluas definisi pemerkosaan setelah pemerkosaan massal 2012 yang mengerikan dan pembunuhan seorang mahasiswa berusia 23 tahun di Delhi.
India tak sendiri saat berbicara mengenai tingginya kasus pemerkosaan. Namun banyak yang meyakini patriarki dan rasio jenis kelamin memperburuk hal ini. Termasuk juga apatisme masyarakat: hak dan keamanan perempuan tak pernah menjadi isu dalam kampanye Pemilu.