Komisi II DPRD Loteng Susuri “Gawah Daye”, Untuk Pelayanan Air Bersih

Lombok Tengah, SN- Keluhan demi keluhan msyarakat akan kurang baiknya pelayanan air bersih oleh PDAM Kabupaten Lombok Tengah ditanggapi serius oleh Komisi II DPRD Lombok Tengah. Bedberapa waktu lalu Komisi II DPRD Loteng dipimpin Ketua Komisi H.L.Kelan memanggil jajaran direksi dan pejabat PDAM ke ruang komisi II DPRD Lombok Tengah. Pemanggilan jajaran direksi tersebut untuk mengetahui sejauh mana program pelayanan air bersih yang dijalankan oleh PDAM termasuk mencari solusi dari berbagai persoalan yang menjadi keluhan pelanggan.

Komisi II DPRD Lombok Tengah baru baru ini memanggil jajaran direksi dan pejabat PDAM Tirta Ardhia Rinjani ke ruang rapat komisi II. Pemanggilan Direktur Utama dan jajarannya terkait dengan kondisi pelayanaan air bersih yang dinilai buruk. 

Hadir Dirut PDAM H.L.Kitab, Direktur Umum H. Nursahim, Para Kepala Bagian, Para Kepala UPT dan sejumlah petinggi PDAM lainnya.

Dalam pertemuan yang dipimpin Ketua Komisi II H.L.Kelan itu terungkap bahwa kurangnya maksum pelayanan air bersih PDAM disebabkan oleh beberapa faktor di antara kondisi debit yang sudah sangat jauh menurun, kondisi pipa yang sudah menua akibatnya terjadi kebocoran dimana mana dan juga banjir bandang yang mengempaskan beberapa pipa distribusi serta bangunan reservoir yang rusak akibat banjir bandang. "Ada bak penampungan kita yang belum diserah terimakan ke kita sudah keburu ambruk akibat banjir bandang" kata Dirut.
Dampak dari terjangan air bah tersebut, pipa distribusi PDAM menjadi hanyut dan juga air lumpur masuk bak pnempungan induk yang ada di sumber akibatnya air menjadi keruh. Disamping itupula kondisi mata air yang semakin tahun semakin menyusut. Hujan deras yang turun ternyata tidak terserap dan tersimpan dengan baik oleh tanah ataupun akar pohon, maklum kerusakan hutan menjadi penyebab minimnya debit air di sumber mata air.

Menurut Kitab, terhadap kondisi diatas pihaknya tidak bisa berbuat apa apa sebab untuk pembangunan dan perbaikan inprastruktur PDAM serta kerusakan hutan bukan menjadi tanggung jawab PDAM melainkan tanggung jawab pemerintah. "Pipa PDAM tiba tiba pecah, bocor disana sini dan itu diluar prediksi kami" jelasnya.

Diakui,  Persoalan PDAM sangat pelik. Jadi tugas pemerintah daerah sesuai dengan Kepmendagri untuk pembangunan jaringan dan juga bak penampungan sementara PDAM hanya menjual air. "Ini Kami tidak ngeluh tapi wajib kami sampaikan, inilah kondisinya yang sebenarnya" jelasnya. 

Usai berdikusi, selanjutnya seluruh anggota komisi II DPRD bersama direksi PDAM meninjau kondisi sumber mata air di Tibu Lempanas Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara.

Jarak dari Kota Praya menuju sumber mata air cukup jauh kurang lebih 50 kilo. Jalan menuju lokasi bukanlah jalan aspal atau lapen melainkan menyusuri jalan tanah dan setapak. Tibu Lempanas berada di Ujung Desa Lantan. Posisinya berada ditengah hutan lebat dan menajak serta curam. Untuk menuju lokasi harus menggunakan sepeda motor ataupun mobil dengan ukuran kecil karena akses jalannya semakin ujung semakin sempit. Disamping itu jalanan licin menjadi tantangan tersendiri bagi driver. Kurang lihai, maka akan terjebak ditengah jalan tanpa bisa berbalik ataupun melanjutkan perjalanan ke titik yang dicari. Oleh karena itu selain lihai, kendaraan juga harus kuat jika tak ingin menemui kesusahan ditengah jalan. Hal itupun dialami oleh para anggota DPRD Lombok Tengah itu. Baik mobil dinas Mini Bus milik DPRD Loteng maupun mobil Dinas Dirut dan Dirum tak bisa sampai ke lokasi sebab jalan licin akibat hujan turun saat itu. Kendati demikian DPRD Lombok Tengah sudah merasakan sensasi bveratnya medan yang dialami.

Untuk dapat turun ke sumber mata air, kita harus melalui jalan berliku dan licin serta sempit. Sesampai dibibir mata air, and harus turun melewati ratusan anak tangga dengan kelokan tujuh kelokan. Jika tidak kuat maka sebaiknya urungkan niatnya untuk turun ke dasar sumber. CUkup melihat dri atas lalu kembali, namun jika ingin melihat sensasinya di dasar dengan air yang muncrat dari dasar bumi maka tidak lengkap rasanya jika tidak turun.

Ketua Komisi II DPRD Lombok Tengah H.L.Kelan mengakui medan yang sangat berat menuju lokasi bahkan dia tidak bisa membayangkan bagaimana susahnya petugas PDAM membawa material ke dasar sumber mata air. "Untuk hari ini kita sampai disini dahulu, namun kita bertekad akan kembali lagi untuk melihat secara pasti bagaimana kondisi debit air dis ejumlah mata air PDAM" ungkapnya

Subscribe to receive free email updates: