"Inflasi Kota Ambon terjadi pada empat kelompok pengeluaran, dengan inflasi tertinggi pada bahan makanan sebesar 2,34 persen, dan inflasi terendah adalah kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen," kata Kepala BPS Maluku, Dumangar Hutauruk, di Ambon, Kamis (1/12/2016).
Deflasi terjadi pada tiga kelompok pengeluaran dengan tertinggi terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,50 persen dan deflasi terendah di kelompok sandang sebesar 0,05 persen.
Dumangar mengatakan, inflasi di Kota Ambon terjadi karena adanya kenaikan IHK pada empat kelompok pengeluaran yakni bahan makanan sebesar 2,34 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesdar 0,47 persen, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,14 persen dan kesehatan sebesar 0,07 persen.
"Komoditas yang dominan menyumbang inflasi di kota Ambon adalah ikan layang, cabe merah, cabe rawit, lemon cina, dan kacang panjang. Sedangkan yang menyumbang terjadinya deflasi adalah kangkung , angkutan udara, ikan tongkol, sawi hijau dan bayam," ujarnya.
Dumangar mengatakan, inflasi tertinggi terjadi di kota Manado yakni 2,86 persen dengan IHK 127,58 dan inflasi terendah di kota Singkawang sebesar 0,05 persen dengan IHK 124,51.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Bau-bau sebesar 1,54 persen dengan IHK 128,12 dan terendah di kota Kendari sebesar 0,22 persen dengan IHK 121,52.
Dia mengatakan, dari 82 kota IHK di Indonesia pada November 2016 tercatat IHK kota Ambon menduduki peringkat 47, inflasi bulanan Kota Ambon menduduki peringkat 42, sedangkan inflasi tahun kalender menduduki peringkat 33, serta untuk inflasi dari tahun ke tahun kota Ambon di peringkat ke - 41.
"Pada November 2016 dari 82 kota IHK di Indonesia tercatat 78 kota mengalami inflasi dan empat kota mengalami deflasi," katanya.
Dumangar menambahkan, inflasi tahun kalender kota Ambon di November 2016 sebesar 2,74 persen dan inflasi tahun ke tahun (November 2016 terhadap November 2015) sebesar 3,38 persen.
from Berita Maluku Online http://ift.tt/2gJKfh0
via IFTTT