Foto: Kedatangan Raja Arab Saudi Bisht, Jubah Raja Arab Saudi yang Harganya Bikin Kamu Tercengang!

Foto: Kedatangan Raja Arab Saudi Bisht, Jubah Raja Arab Saudi yang Harganya Bikin Kamu Tercengang! http://ift.tt/20kt43r - Berita Terbaru Terkini Hari Ini - Kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, ke Indonesia memang menyita perhatian publik, Rabu (1/3/2017). Segala aspek yang berkaitan dengan Raja Salman dikupas dalam pemberitaan.

http://ift.tt/20kt43r - Berita Terbaru Terkini Hari Ini - Kedatangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, ke Indonesia memang menyita perhatian publik, Rabu (1/3/2017).
Segala aspek yang berkaitan dengan Raja Salman dikupas dalam pemberitaan.
Mulai dari jumlah rombongan, pangeran-pangeran yang datang, tempat berkunjung Raja Salman, dan sebagainya.
Bahkan pakaian yang dikenakan sang raja pun tidak luput dari perhatian publik.
Pakaian raja yang terlihat sederhana tersebut menjadi bahan perbincangan hangat dan banyak publik ingin mengetahui lebih jelas mengenai jubah tersebut.
Berikut penjelasan yang dihimpun tim TribunWow.com yang dilansir dari laman Arab News mengenai pakaian atau lebih tepatnya jubah yang dikenakan oleh Raja Arab Saudi tersebut!
Simak selengkapnya!
Raja Salman terlihat menggunakan twhab atau dalaman jubah berwarna putih dipadupadankan dengan bisht atau pakaian luaran yang sedikit transparan.
Bisht merupakan pakaian tradisional Arab untuk pria yang berupa jubah panjang.
Jubah tersebut biasanya terbuat dari wol yang umumnya berwarna putih, krem, coklat, abu-abu, dan hitam.
Kata bisht berasal Persia. Awalnya Bisht hanya dikenakan oleh Suku Badui pada musim dingin saja.
Namun, sekarang jubah tersebut mulai dipakai untuk acara-acara khusus seperti pernikahan, festival, wisuda, dan Idul Fitri.
Namun, semakin berkembangnya zaman, bisht sekarang ini telah menjadi pakaian yang dipilih oleh para politisi, ulama, dan para petinggi negara Arab Saudi.
Seni menjahit jubah ini juga diturunkan dari generasi ke generasi.
Seorang penjahit bisht bernama Abu Salem pun menjelaskan bahwa bisth pertama kali dijahit di Persia, kemudian diperkenalkan di Arab Saudi saat pedagang datang untuk berhaji atau umrah.
Daerah Al-Ahsa menjadi pusat penjahit terbaik bisht selama lebih dari 200 tahun dan juga menjadi produsen bisht terkemuka sejak tahun 1940.
Beberapa keluarga di Al-Ahsa mewarisi keterampilan nenek moyang mereka dan terus menggerakan bisnis pembuatan bisht ini menggunakan nama keluarga mereka.
Bisa ditemukan merek-merek bisht di sana seperti Al-Qattan, Al-Kharas Al-Mahdi, ataupun Al-Bagli.
Bisht ini awalnya menggunakan tiga jenis bordir yaitu emas, perak, dan sutra.
Benang yang digunakan disebut zari memadukan warna emas dan perak.
Bisht yang paling populer di sana adalah bisht berwarna hitam dengan jahitan emas, krem, dan putih.
Namun pada tahun 90'an warna baru seperti biru, abu-abu, dan merah marun mulai diperkenankan dan lebih banyak digunakan oleh kaum muda di Arab Saudi.
Harga jual jubah ini pun juga bervariasi, mulai dari 100 real atau sekitar Rp350 ribu, sampai dengan 20 ribu real atau sekitar Rp70 juta, tergantung pada jenis kain, jahitan, warna, dan gaya dari bisht tersebut.
Bisht yang paling mahal tentunya yang dirancang khusus untuk raja, pangeran, politisi, dan petinggi negara Saudi atau disebut dengan Royal Bisht.
Ada tiga desain dari bisht ini, yaitu Darbeyah, Mekasar, dan Tarkeeb.
Darbeyah merupakan bisth buatan tangan dengan bordir zari asli dan memiliki pola tradisional.
Mekasar desain, juga disebut Gasbi, memiliki bordir sutra sepanjang tepi kain.
Sementara itu, Tarkeeb menggunakan bordir zari emas pada kain bisht.
Ada satu desain lagi yang khusus berasal dari Al-Ahsa, yaitu Hasawi, merupakan desain paling mahal karena menggunakan bulu unta dan wol kambing sebagai kainnya dan dipadu padankan bordir emas pada kerah dan lengannya. (Arabnews.com)

Subscribe to receive free email updates: