Penderita DBD Terus Meningkat Di Probolinggo

Penulis : Saifullah
Senin,  10 April 2017



Probolinggo,kraksaan-online.comKasuk Demam Berdarah Dengeu (DBD) di Kabuapten Probolinggo, terus merambak. Bahkan, pasien DBD yang terpaksa dirawat inap di RSUD Waluyojati Kraksaan pun meningkatkan dibanding tahun sebelumnya.

Penderita demam berdarah di RSUD Waluyo Jati pada triwulan 2017, mengalami peningkatan hampir 100 persen atau dua kali lebih tinggi dibanding jumlah penderita demam berdarah pada tahun 2016 lalu.  Pada tahun kemarin,  jumlah penderita DBD di RSUD Waluyo Jati Kraksaan sebanyak 144 pasien. Sedangkan di awal tahun 2017 sebanyak 248.

Hal itu diungkapkan Sugianto Humas Rsud Waluyo Jati Kraksaan. Saat dikonfirmasi, Sugianto membenarkan, terkait peningkatan jumlah pasien penderita DBD di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo tersebut.  Menurutnya, peningkatan jumlah penderita dbd dikarenakan faktor cuaca yang terjadi pada awal tahun 2017.

"Pasien penderita DBD selama triwulan pertama tahun ini cukup tinggi. Kalau dibanding tahun sebelumnya, angka pasien penderita DBD mengalami kenaikan," katanya, Senin (10/4/2017).

Sugianto mengungkapkan, penderita DBD saat ini di dominasi oleh anak-anak umur 5-14 tahun. Jumlahnya mencapia sekitar  122 pasien.  Sisanya, diderita oleh pasien berusaia orang dewasa. "Hampir semua pasien penderita DBD anak-anak mas," ujarnya.

Untuk menekan jumlah penderita DBD dikatakan Sugianto,  nantinya RSUD Waluyojati Kraksaan akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo.  Kkarena RSUD setempat hanya bersifat defensif. 

"Diperkirakan angka pasien DBD itu akan terus bertambah. Sebab, di kabupaten probolinggo masih berlangsung musim hujan  dengan intensitas hujan sedang hingga tinggi," terangnya.

Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo, Sodiq Tjahjanto melalui Kabid P2PL, Ari Suciati mengatakan, sesuai petunjuk Bupati Probolinggo, pihaknya sudah menggalakkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) mulai dari tingkat Kabupaten, kecamatan, desa sampai masyarakat lagnsung.

Termasuk pembentukan Gerakan Memberantas Sarang Nyamuk (Gemesnya) DBD. Yaitu melalui 3M plus (Mengubur, menguras dan menutup) plus abotesasi, pelihara ikan dan pasang selambu di rumah. Selain itu, pihaknya pun telah membentuk pokjanal (kelompok kerja operasional) di 22 kecamatan dan desa. Kecuali kecamatan Sumber dan Sukapura, yang bebas dari kasus DB.

"Ditambah terbentuknya Jumantik (juru pemantau jentik) di tiap desa. Jadi, mereka yang turun langsung ke masyarakat untuk memantau jentik-jentik nyamuk. Sehingga, bisa diambil tindakan lebih cepat saat ditemukan jentik jamuk," ungkapnya.

//

Subscribe to receive free email updates: