Budi Harta Winata |
Surabaya, Info Breaking News - Perjuangan keras pantang menyerah, walau awalnya sedikit minder karena sadar akan bekal pendidikan yang hanya tamat Sekolah Tehnik Menegah (STM) setara dengan SMA, namun pria bernama Budi kelahiran Banyuwangi ini kini menjadi seorang pengusaha sukses Besi Baja dengan aset kekayaan berlimpah.
Hal inilah yang diterapkan oleh Budi Harta Winata. Kehidupan keras yang membayangi dirinya saat tiba di Jakarta, ditepisnya dengan semangat dan kerja keras. Tak banyak yang tau, kesuksesannya tersebut ternyata berasal dari kebiasaan uniknya. Hal tersebut tak pernah ia tinggalkan hingga berakhir menjadi sebuah kisah inspiratif yang menarik.
Sebelum merantau ke Jakarta, kehidupan Budi amatlah berliku. Lahir dan besar di Banyuwangi, Jawa Timur, Ia kemudian pindah bersama orang tuanya menuju Palopo, Sulawesi Selatan. Di kampung halaman sang ayah itu, terbersit niat Budi untuk menjadi seorang pelaut. Anak-anak muda di Palopo kebanyakan memang bercita-cita menjadi seorang pelaut.
Karena tak tau seluk beluk menjadi seorang pelaut, Budi pun akhirnya memilih ikut merantau ke Jakarta bersama sang kakak. Ia pun akhirnya sampai di daerah Cilincing, Jakarta Utara. Malangnya, Budi harus tinggak sendiri karena sang kakak diterima bekerja di Singapura. Bekal ijazah lulusan STM mesin, ia kebingungan untuk mencari pekerjaan.
"Akhirnya saya melamar kerja. Tapi bedanya, kalau saya sebelum melamar, malamnya saya tahajud. Ya Allah, saya mau melamar kerja," ceritanya yang
Karirnya yang terus berkembang membuat Budi berpikir ingin mendirikan usaha sendiri. Ia pun akhirnya mundur dari perusahaan lama sebagai juru gambar, lalu membuka bisnis pertamanya sebagai tukang las keliling. Hingga akhirnya, PT Artha Mas Graha Andalan pun berhasil ia dirikan. Seolah tak lupa dengan rutinitas, slogan perusahaannya pun tak jauh-jauh dari nasihat agama, yakni 'Utamakan Sholat dan Keselamatan Kerja'.
"Saya cuma lulusan STM. Tapi sekarang anak buah saya ada yang insinyur, sarjana ekonomi. Tapi bukan sombong, masih pinteran saya. Dari visi dan cara pikir. Karena saya sekolahnya di alam. Dan saya banyak berdoa sama Allah," ungkapnya.*** Danny Setiawan.