Sudarmono dengan wajah tak menyesalnya |
Jakarta, Info Breaking News - Pria asal Kesamben Kulon, Wringinanom, Gresik Sudarmono yang ditangkap polisi karena menjual istrinya ke lelaki hidung belang, terlihat santai saat memakai baju tahanan.
Pria berusia 35 tahun itu juga tidak terlihat menyesali tindakannya yang melanggar hukum tersebut. Saat ditanya perbuatannya itu, Sudarmono menjawab enteng.
"Saya butuh uang, karena sudah lama ndak kerja semenjak ada Virus Corona. Istri marah-marah terus," ungkapnya di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (19/6/2020).
Sebelum menganggur, Sudarmono bekerja serabutan. Namun, semenjak ada Virus Corona atau Covid-19, kemudian ada penerapan sosial berskala besar (PSBB), akhirnya dia kebingungan. Setiap hari nganggur.
"Istri saya marah-marah terus setiap hari semenjak ndak kerja. Saya dibilang bojo gak onok gunane. Wis gak tau belanjani, kerjone turu tok (suami gak ada gunanya. Sudah nggak pernah kasih uang belanja, kerjanya tidur aja)," ujar Sudarmono menirukan perkataan istrinya.
Tak hanya itu, Sudarmono bahkan sempat diajak cerai istrinya karena masalah tersebut. Namun, karena memikirkan anaknya, Sudarmono enggan bercerai. Dia tetap ingin mempertahankan pernikahan yang sudah dijalaninya 11 tahun ini.
"Anak saya dua. Satu masih balita, satunya masih sekolah TK. Sekarang sama orangtua saya di rumah," lanjutnya.
Lantas, bagaimana Sudarmono tega menjual istrinya tersebut?
Dia menuturkan jika semua itu atas kemauan istrinya sendiri. Sudarmono tidak pernah menyuruh maupun mengajak.
"Awalnya itu istri saya ini selingkuh. Tapi saya masih sabar, saya maafkan dia. Saya mikir anak. Kemudian semenjak saya ndak kerja, tiba-tiba dia bilang jualen ae aku (jual saja aku), sekalian rusak," kata Sudarmono.
Dari situlah, ia kemudian mengiyakan kemauan istrinya. Sudarmono lantas masuk ke sebuah grup Facebook khusus orang dewasa. Di grup itulah, akhirnya Sudarmono menjajakan istrinya ke lelaki hidung belang.
"Ini sudah yang kedua kali. Yang pertama itu di Pacet, terus yang kedua di Surabaya ini. Untuk tarifnya itu Rp 500 ribu sekali main. Tapi yang di Pacet cuma dikasih Rp 300 ribu. Kalau di Surabaya dikasih Rp 900 ribu. Saya ndak pernah minta, uangnya dipegang istri semua," tandasnya.*** Dany Setiawan