PM Singapura Lee Hsien Loong |
Perdana Menteri Lee Hsien Loong meyakini pemungutan suara kali ini dapat dilakukan dengan aman meskipun sebagian mengkritik pelaksanaan pemilu selaman pandemi dapat membahayakan warga.
"Saya telah memutuskan untuk mengadakan pemilihan umum sekarang. Kami masih berada di tengah-tengah Covid-19, jadi itu bukan kampanye pemilihan umum yang normal," kata Lee Hsien Loong dalam pidatonya.
PM Lee mengatakan ia puas bahwa pemilihan akan dapat dilaksanakan dengan aman dan bahwa partai-partai dapat berkampanye secara efektif.
"Covid-19 akan bersama kita selama setidaknya satu tahun dan kemungkinan besar lebih lama, sampai vaksin dikembangkan dan tersedia. Ini adalah penyakit yang sangat sulit untuk ditangani. Jadi kita harus terus mencermati situasi. Banyak negara lain telah berhasil menurunkan kasus mereka, hanya untuk mengalami wabah baru setelah dibuka kembali," jelas dia.
Sebelumnya, pemerintah merencanakan akan menggelar pemilihan pada April 2021, tetapi ada spekulasi yang terus-menerus bahwa Lee akan memanggil suara lebih awal. Tanggal 30 Juni telah ditetapkan sebagai hari pencalonan kandidat.
Departemen pemilihan umum Singapura menyatakan komitmen untuk mengadakan pemungutan suara "bebas dan adil", memberikan alternatif bagi partai politik untuk menjangkau pemilih, melalui siaran televisi tambahan dan tempat siaran langsung.
Setelah mendapat pujian atas upaya antisipasi pandemi yang lebih dini, Singapura menjadi salah satu negara di dunia dengan penguncian ketat untuk menghindari lonjakan kasus impor dan wabah di asrama pekerja yang sempit.
Menurut Kantor Perdana Menteri (PMO), pada Selasa (23/6/2020), Presiden Halimah Yacob juga membubarkan Parlemen atas saran Perdana Menteri Lee Hsien Loong.
"Perdana Menteri juga menyarankan agar Hari Pencalonan dilakukan pada hari Selasa, 30 Juni 2020, dan Presiden telah setuju," pungkasnya. ***Jenny Lie